KETIK, SURABAYA – Menjelang bulan suci Ramadan, banyak masyarakat di Surabaya menjalani tradisi nyekar. Hal ini terlihat di beberapa makam di Surabaya ramai, masyarakat menjalani tradisi nyekar, Minggu (19/3/2023).
Dari pantauan wartawan Ketik.co.id beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) seperti makam Nginden, makam Ngagel, serta TPU Keputih dipadati peziarah. Makam Keputih dipadati masyarakat yang berziarah ke makam sanak saudara mereka yang kala Pandemi Covid-19 dimakamkan di TPU Keputih.
Hal ini merupakan salah satu tradisi yang dijalani umat muslim untuk mengirim doa kepada sanak saudara mereka yang sudah meninggal.
"Saya doakan ayah saya yang sudah meninggal agar dilapangkan kubur serta kami bisa tenang menjalani ibadah puasa," terang Nur Khanasah, warga Ngagel.
Sedangkan, warga Kapas Krampung, Abdul mengaku melakukan tradisi nyekar untuk mengenang istrinya yang meninggal karena terkena Covid-19.
"Kurang lebih empat tahun lalu istri saya dimakamkan di Keputih ini, jadi saya mendoakan agar istri saya bahagia di alam kuburnya," terangnya.
Abdul mengaku memilih nyekar pada hari ini lantaran dirinya baru ada waktu. "Apalagi ini sebelum masuk bulan suci Ramadan, jadi bisa lebih tenang menjalani puasa nanti," jelasnya.
Salah satu pekerja makam Aris Wahidin menjelaskan banyaknya pengunjung yang mengunjumgi TPU Keputih ini sejak Jumat (17/3/2023) lalu. Namun puncaknya terjadi pada Minggu (19/3/2023) ini.
"Karena mungkin juga hari libur jadi banyak masyarakat menjalani nyekar pada hari ini," terangnya.
Kepadatan pengunjung yang akan nyekar terlihat dari jalan sekitar TPU Keputih yang padat dengan mobil dan motor. "Hari ini cukup banyak peziarah yang menjalani nyekar sebelum puasa ini," beber Aris. (*)