KETIK, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjamin ketersediaan beras menjelang bulan ramadan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan dan perubahan harga.
"Stok Ramadan dan Idulfitri aman, kemarin mendag (Zulkifli Hasan) juga sudah menyampaikan. Kemarin Pak Presiden (Joko Widodo) juga sudah datang ke Medan dan di pasar Medan juga sudah dicek secara keseluruhannya. Jadi kebutuhannya ada semua," ujarnya.
Tidak hanya itu, untuk mengantisipasi penyelewengan pasokan, dirinya memastikan satgas pangan akan mengawasi jalannya distribusi beras.
"Informasi tentang penyebaran beras ini akan diawasi oleh satgas pangan secara menyeluruh, karena ini sudah jadi tugas pokoknya kepolisian," terangnya.
Buwas, panggilan akrabnya, menilai, sampai saat ini tidak diperlukan impor beras dari luar lantaran produksi dalam negeri masih mencukupi. Dia menyebutkan, saat ini ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai sekitar 800.000 ton.
Sementara Bulog juga akan menyerap gabah setidaknya sebanyak 1,2 juta ton untuk menambah stok beras yang ada. "Pokoknya beras sudah kita antisipasi sebelumnya dan itu aman," ungkap Buwas.
Beras sendiri menjadi perhatian selama beberapa waktu terakhir karena harganya yang makin mahal. Dalam kesempatan yang lain, Buwas mengungkapkan kenaikan harga beras terjadi lantaran beras impor Bulog dioplos.
Menurutnya, beras impor Bulog dioplos karena kualitasnya premium, tetapi harganya medium. Tindakan nakal pengoplos itu membuat operasi pasar yang dilakukan Bulog tidak optimal, padahal beras yang digelontorkan sudah lebih dari target operasi pasar.
"Kemarin ditemukan hanya ganti baju beras Bulog, diganti karungnya dengan merek lain, dijualnya harga premium. Dijual sampai konsumen dengan harga Rp12 ribu, Rp13 ribu. Itu yang menyebabkan harga beras kemarin tidak turun," ujar Buwas. (*)
