KETIK, SURABAYA – Pemprov Jawa Timur terus melakukan sejumlah upaya mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Salah satu yang utama adalah dengan vaksinasi ternak secara masif.
Berdasarkan data terakhir hingga 3 Agustus 2023 lalu, sebanyak 6.157.914 dosis vaksinasi telah digelontorkan ke seluruh Jatim. Upaya ini dilakukan Pemprov dengan menggandeng berbagai instansi.
Yakni mulai dari Balai Besar Pelatihan Peternakan, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) serta ratusan dokter hewan muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Wijaya Kusuma (UWK).
Sejauh ini, angka capaian vaksinasi hewan ternak di Jatim merupakan yang tertinggi secara nasional. Disusul Provinsi Jateng dengan capaian 2.014.593 dosis, NTB dengan 1.879.096 dosis, lalu Bali 1.098.642 dosis dan Lampung dengan capaian 948.064 dosis.
"Capaian vaksin PMK Jatim ini secara keseluruhan dari tahun 2022 sampai 2023 juga berkontribusi 36 persen pada capaian vaksinasi PMK Nasional," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Senin (7/8/2023).
Langkah ini, menurut Khofifah, merupakan antisipasi untuk memastikan ternak di Jawa Timur terhindar dari PMK. Selain itu juga untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat agar terhindar dari penularan PMK.
Hal ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional di sektor peternakan. Jawa Timur sebagai kontributor terbesar untuk sapi potong, sapi perah, dan ayam petelur. Sudah seharusnya melakukan tindakan preventif untuk menurunkan angka kematian ternak.
"Memang kolaborasi, sinergi dan strong partnership harus terus dibangun diantara semua pemangku kepentingan. Ini adalah kunci," pungkas Khofifah.
Sebagai informasi, produksi daging Jatim per tahun 2021 menembus 613.200 ton yang berkontribusi 20% terhadap produksi daging nasional. Sedangkan produksi telurnya mencapai 573.184 ton atau 29% secara nasional.(*)