KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna melakukan peletakan batu pertama pembangunan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle) Kencana, di Perumahan Rancaekek Kencana, Kelurahan Kencana Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Minggu (10/3/2024).
Dibangunnya TPS3R ini juga sebagai tanda dilcanangkannya program pengurangan dan pengolahan sampah dari hulu di tingkat kelurahan atau desa.
Bupati Bandung mengungkapkan harapannya dalam dua tahun ke depan Kabupaten Bandung tidak butuh lagi TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) lagi. Salah satu caranya dengan membangun TPS3R ini.
"Kita bangun TPS3R di masing-masing kecamatan, atau di masing-masing desa dan kelurahan, sehingga pada akhirnya persoalan sampah bisa selesai di masing-masing desa dan kelurahan," kata Bupati Bandung.
Bila semua desa sudah bisa menyelesaikan persoalan sampah di tingkat desanya masing-masing, maka tidak usah mengeluarkan atau membuang sampah ke TPA. Apalagi TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat akan habis kontrak Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)-nya untuk TPA pada tahun 2025.
"Karena itu tentunya ini menjadi 'PR' kita bersama untuk menyelesaikan persoalan sampah sampai tingkat kelurahan," ujarnya.
Bupati menyebutkan, berdasar hitung-hitungan dari jumlah penduduk Kabupaten Bandung sebanyak 3,7 juta jiwa dan masing-masing menghasilkan atau mengeluarkan 0,3 kg sampah per hari, sehingga dalam sehari bisa menghasilkan 1.821 ton per hari.
"Sampai saat ini masih menyisakan 260 sampai 300 ton per hari. Ini yang harus kita sikapi. Maka, kemarin kita melakukan inovasi, bahwa setiap kecamatan dan tahun ini insya Allah setiap kecamatan satu tempat untuk penyelesaian sampah dengan peralatan pengolahan sampah," tutur Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Kang DS mengatakan bahwa Pemkab Bandung sudah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Bandung untuk penanganan sampah untuk menyediakan teknologi pengolah sampah RDF (Refuse Derived Fuel).
"RDF ini adalah salah satu untuk penggantinya batubara. Yang pada akhirnya, setiap perusahaan yang memerlukan RDF dari hasil pengolahan sampah ini ada diskon pajak setiap tahunnya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tuturnya.
Kang DS berharap kepada semua pihak untuk bekerjasama dan saling bantu melalui program pentahelix, sehingga persoalan sampah bisa selesai.
"Melalui program pentahelix ini, karena setiap orang pasti mengeluarkan sampah setiap harinya. Tidak ada masyarakat setiap hari tidak mengeluarkan sampah," ungkapnya.
Kang DS mengucapkan terima kasih kepada Kepala DPUTR, Kepala Disperkimtan dan Kepala Dinas Lingkungan (DLH) Kabupaten Bandung yang sudah mengadakan kolaborasi dalam penanganan sampah, karena masing-masing punya tanggungjawab.
"DPUTR mendorong persampahan selesai. Disperkimtan, terkait dengan tata ruang dan juga kawasan perumahan. DLH bagian yang terpisahkan dalam lingkungan terkait pengolahan sampah," kata Kang DS.
Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Emma Dety Dadang Supriatna berharap, masyarakat bisa terbiasa memilah daripada sampah organik. Pihaknya pun turut mensosialisasikan minimasi sampah dengan metode pembuatan Lubang Cerdas Organik (LCO).
Karena itu ia mengajak masyarakat untuk membuat LCO di rumahnya masing-masing, minimal 2 LCO. Sebab menurut Emma, sampah organik bisa dimasukkan ke LCO, mulai dari sisa makanan dan akhirnya bisa dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman.
"Sampah organik yang menimbulkan bau. Pilah sampah dari rumahnya masing-masing. Yang utama, yaitu sampah organik supaya terbebas dari masalah sampah. Yang paling utama sampah yang bau," kata Emma.(*)