KETIK, MALANG – Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menduduki posisi tertinggi atas tren penyakit yang banyak dialami masyarakat di Kota Malang. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif.
Selain ISPA, penyakit tidak menular seperti hipertensi, gangguan jantung, pembuluh darah, juga menjadi penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat.
"Tren penyakit paling tinggi, masih ISPA di nomor satu. Angkanya saya lupa tapi kemungkinan sekitar 46 kasus. Kedua, ada penyakit tidak menular, dan posisi ketiga ada diabetes militus," ungkap Husnul, Rabu (15/11/2023).
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang terjangkit ISPA. Salah satunya berkaitan dengan kondisi lingkungan dan juga perilaku sehari-hari. Faktor perubahan cuaca ekstrim juga menjadi pemicu munculnya gejala ISPA.
"ISPA ada yang berkaitan dengan lingkungan, ada juga karena perilaku. Faktornya ada dari luar dan faktor dari dalam. Faktor dari luar misalnya lingkungan, polusi udara, perubahan cuaca, cuaca ekstrim, itu bisa mempengaruhi," lanjutnya.
Tak hanya itu, kondisi sirkulasi udara di rumah juga dapat berpengaruh. Supaya terhindar dari ISPA, masyarakat perlu memastikan kondisi rumahnya masuk dalam kriteria rumah sehat.
"Faktor di dalam ada keluarga, rumahnya seperti apa. Artinya ventilasi, sirkulasi udara cukup atau tidak. Paling tidak masuk kriteria rumah sehat. Kedua, tentu perilaku, habit atau lifestyle-nya. Itu yang mempengaruhi adanya penyakit, salah satunya ISPA," jelas Husnul.
Husnul mengimbau supaya masyarakat berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan. Maraknya polusi udara yang disebabkan oleh debu hingga asap kendaraan bermotor mampu memicu munculnya gejala ISPA. Beruntungnya hingga kini belum ditemukan kasus meninggal akibat ISPA di Kota Malang.
"ISPA yang meninggal itu masuk kriteria pneumonia. Tapi di laporan terakhir sampai hari ini belum ada yang masuk. Belum ada yang melaporkan kasus kematian karena pneumonia," ungkapnya.(*)