KETIK, PACITAN – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pacitan mengusulkan agar acara dangdutan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat diganti dengan pengajian akbar.
Usulan ini disampaikan oleh Ketua PC PMII Pacitan, Riko Andi Prastiawan, usai melontarkan kritik terhadap gelaran dangdutan saat peluncuran tahapan Pilkada 2024 pada 8 Mei mendatang.
"Usulan kami, acara dangdutan itu diganti dengan Pengajian Akbar saja, untuk menyongsong Pilkada Damai," usulnya saat ditemui di Sekretariat PC PMII Pacitan, Jalan Veteran No 22, Slagi, Pacitan, Rabu (29/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa pengajian akbar dapat menjadi sarana efektif untuk menyatukan masyarakat, memperkuat nilai-nilai keagamaan serta kebersamaan dalam rangka merajut Pilkada damai.
"Pengajian akbar kami pandang lebih tepat, untuk menyejukkan suasana dan mengingatkan kembali pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama menjelang pelaksanaan Pilkada," ujarnya kepada Ketik.co.id.
Menurut Riko, usulan kegiatan pengajian akbar ini juga masih dapat melibatkan seluruh elemen masyarakat. Baik dari kalangan muda hingga tua, bahkan Non-Islam (Nonis).
Selain itu, juga menjadi momentum untuk mendoakan kelancaran dan kesuksesan pesta demokrasi di Kota 1001 Gua.
"Kami percaya, bahwa doa bersama akan memberikan energi positif bagi seluruh tahapan Pilkada, sehingga berbagai hajat Pilkada dapat lancar sesuai harapan" tambahnya.
Respon positif datang dari berbagai pihak, termasuk beberapa tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan di Pacitan.
Mereka menyambut baik inisiatif PMII Pacitan dan berharap KPU dapat mempertimbangkan usulan ini.
Warga asal Kecamatan Pacitan, Bambang Setiawan (47), mengapresiasi terhadap usulan PMII tersebut. Ia turut mendorong agar ihwal itu dapat terkabul.
"Menurut saya, pelaksanaan pengajian akbar sebagai bagian dari rangkaian acara pembukaan tahapan Pilkada sangat baik. Sepertinya juga belum pernah ada," ungkap Bambang.
Jika usulan ini dikabulkan, lanjut dia, mestinya masyarakat Pacitan dapat lebih antusias mengikuti acara dan berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan.
"Kabupaten Pacitan terkenal akan sisi agamis-nya dari luar daerah. Perlu dirawat, agar masyarakat tidak alergi dengan hal itu. Jika dirangkaikan dengan pendidikan politik ya tambah bagus," tandasnya.
Inisiasi Pengajian akbar diharapkan menjadi langkah awal yang baik untuk menciptakan Pilkada yang aman, tertib, dan damai. (*)