KETIK, JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter yang meluluhlantakkan Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 mengundang simpati banyak pihak. Salah satunya pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan kepada Suriah total US$ 2.1 juta atau setara Rp 32 miliar.
Sumbangan kemanusiaan ini dilepas oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa pagi (21/2), tiba di Bandara Internasional Damascus pada Selasa lalu (21/2), pukul 12.00 waktu setempat.
Setibanya di Bandar Udara Damaskys, perwakilan Pemerintah Suriah Deputy Minister of Local Admibistation and Environment, Moutaz Douaji menerima secara simbolis bantuan Pemerintah Indonesia.
Penyerahan tersebut dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Menko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman bersama Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan.
"Dalam rangka membantu kemanusiaan di Suriah, kami memberikan bantuan dana sebesar USD1 juta dan bantuan logistik peralatan," ucap Fajar.
Pemerintah Suriah melalui Deputy Minister of Local Admibistation and Environment, Moutaz Douaji menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang luar biasa dari pemerintah dan masyarakat Indonesia yang dibawa dari jarak yang sangat jauh dari Indonesia.Para relawan yang mengikuti misi kemanusiaan untuk korban gempa Suriah.( Foto : dok.BNPB)
"Negara Indonesia, walaupun secara geografis sangat jauh dari Suriah, secara emosional sangat dekat. Kami sampaikan terima kasih, atas bantuan dalam krisis yang menimpa warga Suriah saat ini," tutur Moutaz.
Adapun bantuan yang diberikan berupa selimut, tenda pengungsi, tenda keluarga, paket makanan siap saji, sleeping bag, genset, velbed, hygiene kit, sweater, matras, kain kafan, jaket dan rendang daging sapi. Bantuan kemanusiaan ini diangkut dengan menggunakan dua pesawat Garuda Indonesia.
Sebagai informasi, Suriah utara termasuk wilayah yang parah terdampak gempa 7,8 SR pada 6 Februari lalu. Sebanyak 5.800 warga tewas dan 5 juta orang di Syiria kehilangan tempat tinggal. Situasi ini memperburuk perang saudara di tetangga Turki itu.
Keseluruhan korban gempa termasuk di Turki mendekati 50.000 tewas dan 26 juta kehilangan tempat tinggal. Sebagian dari mereka ditempatkan di tenda-tenda pengungsian. Kondisi ini diperberat dengan cuaca dingin mendekati 0 derajat Celcius.(*)