KETIK, MALANG – Belakangan ini fenomena live shopping di platform media sosial tengah merebak. Kondisi tersebut kerap meresahkan pedagang-pedagang tradisional.
Menanggapi fenomena tersebut, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, mendorong pedagang untuk memanfaatkan teknologi yang terus berkembang, salah satunya dengan berjualan online.
Ia menyoroti, hingga saat ini masih banyak pedagang yang memilih untuk berjualan langsung di lapak, dibandingkan dengan berjualan secara online. Kondisi tersebut banyak dijumpai khususnya di kalangan pedagang Pasar Buku Wilis.
"Ternyata di Kota Malang ini masyarakat banyak yang masih menggunakan (jualan) offline. Atas dasar itu Diskopindag mendesain Pasar Wilis dibuat semenarik mungkin, kita ada konsep baru. Meskipun online bisa tetap kita berkunjung ke Pasar Wilis yang nyaman, gitu nanti konsepnya," ujar Eko, Sabtu (23/9/2023).
Dorongan tersebut juga diikuti dengan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pedagang dalam berjualan online. Dengan demikian ia berharap penjual dapat bertahan diri dan bersaing dengan yang lain.
"Nanti pasti kita didik, setelah sarana dan prasarana kita perbaiki. Kita latih bagaimana cara berjualan online dan kita harus mengikuti teknologi. Bagaimanapun pedagang harus pintar, kita berikan edukasi kepada mereka tentang berjualan online agar sama dengan yang lain," jelasnya.
Terlebih saat ini Malang Creative Center (MCC) telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada Jumat (22/9/2023) lalu. Fasilitas penunjang yang dibutuhkan bagi pedagang akan disediakan di wadah pelaku UMKM tersebut. Kendati demikian, Eko menekankan pedagang harus proaktif mengikuti perubahan itu.
"Di MCC ada, live market namanya. Berlaku bagi semuanya, UMKM bisa dan yang lain juga boleh. Sudah ada, dan sudah kami siapkan kameranya," tambahnya.(*)