KETIK, SURABAYA – Mengawali pekan ini pada Senin ( 30/1/2023 ), terjadi kenaikan harga minyak global yang diakibatkan oleh ketegangan di wilayah Timur Tengah karena serangan drone di fasilitas amunisi militer Iran, serta pemulihan ekonomi China yang sebelumnya terpuruk akibat kebijakan Zero Covid, yang bakal menaikan permintaan.
Para pedagang mencari petunjuk baru tentang prospek karena pasar keuangan China telah dibuka kembali setelah liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik di atas US$80 per barel, setelah merosot 2 persen pada minggu lalu karena kekhawatiran perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pada Sabtu lalu, pemerintah China mengatakan akan mempromosikan pemulihan konsumsi sebagai penggerak utama ekonomi dan meningkatkan impor.
"Kita memiliki Rusia di sisi penawaran, dan China di sisi permintaan. Keduanya dapat menggenjot lebih dari 1 juta barel per hari di atas atau di bawah ekspektasi," imbuh Grasso.
ilustrasi tambang minyak ( Foto : Pixabay)
Sedangkan mengenai apa yang terjadi di Iran hingga saat ini masih belum diketahui apa yang tengah terjadi disana, namun akibat insiden tersebut dapat mengganggu pasokan minyak global.
"Belum jelas apa yang terjadi di Iran, tetapi setiap eskalasi di sana berpotensi mengganggu aliran minyak mentah," kata analis senior 8VantEdge di Singapura Stefano Grasso, dikutip Reuters.
Setelah libur musim imlek perekonomian China kian merangkak naik, hal ini karena tingginya angka orang yang bepergian dalam dua tahun terakhir walaupun angkanya masih di bawah tahun 2019.
Sementara Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga lagi minggu ini, beberapa investor percaya bahwa bank sentral sekarang mendekati akhir dari siklus pengetatannya, yang telah merugikan dolar.(*)