KETIK, MALANG – Harga cabai di Kota Malang menjelang akhir tahun 2023 mengalami kenaikan hingga hampir menyentuh Rp 100.000 per kilogram. Diprediksi harga cabai di Kota Malang baru dapat stabil pada akhir bulan Desember 2023.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan menjelaskan, penurunan tersebut seiring dengan pelaksanaan panen raya.
"Kemungkinan saat panen raya nanti kebutuhan pangan cabai akan turun dengan sendirinya. Kalau di Kota Malang, panen raya itu mungkin akhir Desember 2023 sampai Januari 2024. Karena tanaman cabai ini gampang-gampang susah perawatannya," ujar Slamet saat ditemui Rabu (6/12/2023).
Kenaikan harga cabai diduga disebabkan banyaknya petani yang menunggu musim hujan untuk menanam cabai. Ada juga petani yang mengalami penurunan hasil panen sebab terganggunya kualitas cabai akibat hujan. Hal tersebut menyebabkan hasil panen mengalami kondisi keriting dan rusak karena terkena jamur.
"Harga cabai itu tergantung kualitas cabainya juga. Ada yang kualitasnya bagus maka harganya juga bagus. Saat ini karena masa panen berbeda-beda sementara kebutuhan akan cabai juga cenderung meningkat maka itu hukum ekonominya muncul. Barang tersedia sedikit sedangkan permintaan tinggi, akhirnya membawa dampak pada peningkatan harga," jelas Slamet.
Untuk memenuhi kebutuhan cabai, Kota Malang menjalin kerjasama dengan daerah penghasil cabai. Selain Kabupaten Malang dan Kota Batu, produksi cabai untuk mencukupi kebutuhan masyarakat juga bekerjasama dengan Blitar, Jember, Bali, dan Makasar.
"Akibat mekanisme pasar, daerah yang produksi cabainya besar, menargetkan kota-kota besar sebagai marketnya. Termasuk kita koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), biasanya sudah dipetakan daerah-daerah mana saja yang menjadi produsennya untuk membawa produknya ke daerah yang membutuhkan," ucapnya.
Hingga saat ini Kota Malang masih mengandalkan Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang sebagai fokus penghasil cabai. Namun produksi tersebut belum sampai 50 persen dalam memenuhi kebutuhan cabai di Kota Malang.
"Tidak sampai 50 persen bisa memenuhi kebutuhan. Memang petani yang menanam, dan luas lahan yang ditanami cabai hanya sedikit," lanjutnya.
Meskipun kenaikan harga cabai dikeluhkan masyarakat, namun hal tersebut membawa dampak yang bagus bagi para petani. Menurut Slamet, kenaikan harga cabai saat ini setidaknya mampu membantu petani balik modal terhadap hasil pertaniannya yamg sempat minus.
"Naiknya harga cabai, terus kemarin harga beras juga naik, secara tidak langsung membuat usaha petani jadi cukup bagus. Selama ini petani kalau tidak hanya balik modal, ya justru minus. Dengan harga tinggi ini minimal membantu petani balik modal dan ada hasil dari hasil taninya. Tapi di sisi lain ada konsumen akhir yakni masyarakat yang terdampak dengan peningkatan harga," jelas Slamet.(*)