KETIK, PACITAN – Di tengah kekhawatiran inflasi kenaikan harga bahan pokok beberapa waktu lalu, di Pacitan justru terjadi hal yang berbeda. Kabupaten ini mengalami deflasi sebesar -2,49 persen pada Minggu ke-3 bulan April 2024.
Penurunan harga beberapa komoditas bahan pokok menjadi faktor utama deflasi ini.
"Komoditas yang memberikan kontribusi terbesar adalah cabai rawit, telur ayam ras, dan cabai merah," ungkap Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah, Muhammad Ali Mustofa mengacu rilis berita ekonomi BPS Pacitan, Kamis (25/4/2024).
Diketahui, deflasi merupakan fenomena penambahan nilai mata uang yang ada di dalam suatu wilayah.
Angka deflasi ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk mengetahui seberapa tumbuh atau melambatnya perekonoman pada suatu waktu.
Meskipun mengalami deflasi, Indeks Kemampuan Membeli (IKM) Kabupaten Pacitan masih berada di bawah rata-rata nasional.
IKM Pacitan menempati urutan ke-288 secara nasional, ke-19 di Provinsi Jawa Timur, dan ke-65 di Pulau Jawa.
"Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk meningkatkan IKM Pacitan. Upaya tersebut antara lain dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing produk lokal, dan menekan angka inflasi," ujar Mustofa.
Deflasi di Pacitan merupakan kabar baik bagi warga setempat, beriringan dengan penurunan harga bahan podok di suatu wilayah.
Sebab hal itu, diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat di Kota Seribu Satu Gua.
Lebih lanjut, sebelumnya Pacitan sempat mengalami inflasi sebesar 2,03 persen pada Minggu-4 bulan Februari 2024. Komoditas yang memberikan andil terbesar inflasi waktu lalu adalah beras, cabai merah dan telur ayam ras.