KETIK, SURABAYA – Gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII/2023 Jatim telah usai, KONI Jatim melakukan evaluasi. Hasilnya banyak rekor terpecahkan pada ajang multievent regional Jatim tersebut.
Sebanyak 85 pecah rekor tercipta di lima cabor Porprov kali ini. Rinciannya meliputi cabor angkat berat (22 rekor) , angkat besi (18 rekor), renang (24 rekor), selam (13 rekor), dan menembak (9 rekor).
“Terukur maksudnya, ada karya atlet-atlet kabupaten/kota yang menunjukkan peningkatan. Dan itu sederhana saja, alat ukurnya, bahwa ada prestasi yang lebih meningkat dibanding Porprov-Porprov sebelumnya,” ungkap Ketua Umum KONI Jatim, M. Nabil, Minggu (1/10/2023).
Pecah rekor sebanyak itu bukan main-main. Walaupun rekor yang dipecahkan itu tidak semuanya memenuhi standar Puslatda Jatim apalagi nasional.
"Tapi paling tidak, KONI Jatim sudah tahu, bisa memetakan dan mudah mengindentifikasi jenjang prestasi atau jenjang karier atlet-atlet ini berdasarkan hasil Porprov Jatim VIII/2023 ini karena semua data mereka sudah tercatat di Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Jatim," terang Nabil.
Capaian ini merupakan hasil dari usaha keras dan usaha cerdas dari Pengcab dan KONI kabupaten/kota setempat. “Kalau tidak ada pembinaan tentu tidak ada peningkatan. Kalau tidak ada keseriusan dan kesungguhan tidak akan ada peningkatan,” tutur mantan komisioner KPU Jatim ini.
Kemudian yang lebih menjadi perhatian KONI Jatim adalah terjadinya penyebaran perolehan medali di cabor-cabor itu. Bagi Nabil, hal itu menunjukkan bahwa ada pembinaan yang serius, sehingga hampir di semua cabor terjadi peningkatan.
“Hampir semua daerah mendapat medali. Misalnya, Gresik itu dapat medali emas senam dan panjat tebing dan menjadi juara umum di cabor tersebut. Kemudian renang juga merata. Belum lagi cabor-cabor permainan. Seperti MMA itu, diraih Kota Pasuruan juara umumnya. Selam didominasi Kabupaten Pasuruan, tapi banyak daerah lain yang juga mendapat medali emas di cabor ini,” papar Nabil.
Pada Porprov Jatim VIII/2023, hampir semua kabupaten/kota menunjukkan sebuah prestasi di cabor dan nomor. Ada yang menguasai cabornya, ada yang menang di nomor tertentu.
“Ini bagi kami membanggakan, sebab dicatat sebagai prestasi yang sebenarnya lantaran berdasarkan alat ukur. Mulai kecepatannya dan kekuatannya. Saat ini, alumni-alumni Porprov sudah terus meningkat. Sebagai contoh, lifter Luluk Diana yang juara dunia angkat besi di Meksiko. Begitu juga dengan basket 3x3 kemarin. Anak-anak Puslatda kita itu rata-rata jebolan Porprov,” jelas Nabil.
Atlet-atlet Porprov VIII ini memang belum bisa bersaing apabila diturunkan di PON XXI/2024 nanti di Aceh-Sumut. Namun dengan pembinaan yang berkelanjutan, mereka bisa diharapkan untuk PON XXII/2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, ini semua memperlihatkan bahwa ada jenjang pembinaan dan prestasi yang berjalan dengan baik, melalui mekanisme dan administrasi yang baik pula. Artinya berdasarkan data dan kemampuan. Kalau yang tidak terukur, nanti pada akhirnya akan terukur. Tapi ada perlakuan-perlakuan pembinaan yang luar biasa.
“Tinggal bagaimana kita memoles, mulai pelatihnya meningkatkan keilmuannya, dan menjaga kondisi psikis anak-anak. Tidak boleh demam panggung, tidak bola grogi, bisa beradaptasi dengan atmosfer pertandingan. Karena itu, harus terus digembleng dan tidak boleh putus koordinasi dengan KONI kabupaten/kota,” papar Nabil.
Nabil mengungkapkan, apa yang telah dilakukan Pengcab cabor dan KONI kabupaten/kota ini sudah sesuai dan sejalan dengan pola rekrutmen Puslatda KONI Jatim.
“Tahapan rekrutmen kita kan dari KONI daerah, dari Porprov, atau secara perorangan walaupun tidak banyak. Perorangan itu artinya, kalau ada atlet yang ikut single event dan hasilnya baik, akan kita masukkan ke Puslatda. Tentu harus melalui skrining,” pungkasnya. (*)