KETIK, MALANG – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) merayakan hari jadi ke-26 dengan luar biasa. Fakultas yang telah mencetak 20 persen guru besar tersebut telah meresmikan Corporate Laboratorium dan juga membuka Center of Excellence (COE) baru yakni Bioenergi dan Biorefinery.
Berbagai fasilitas tersebut dimaksudkan untuk menunjang pelayanan akademik, dan kerjasama dengan dunia industri.
Rektor UB, Prof. Widodo turut mengapresiasi FTP sebab di usianya yang ke-26 tersebut telah banyak sumbangsih yang diberikan kepada Kampus Biru tersebut.
"Selama 26 tahun FTP telah berkiprah menghasilkan karya yang sangat bagus dan menunjang kegiatan perguruan tinggi untuk menghasilkan karya-karya. FTP menadi satu-satunya fakultas di UB yang memiliki dua COE yaitu Undi dan Rimpang, lalu COE Bioenergi dan Biorefinery," ujar Prof. Widodo, Kamis (25/1/2024).
Diluncurkannya corporate laboratorium, FTP telah membawa UB meraih misinya untuk dapat bekerjasama dengan dunia industri untuk menciptakan berbagai inovasi baru. Dengan menggandeng PT Pupuk Indonesia, ia berharap riset yang dilakukan mampu menghasilkan inovasi pupuk nano untuk diproduksi secara massal.
"FTP menjadi leading sektor membuat corporate laboratorium yang bekerjasama dengan PT Pupuk Indonesia untuk membuat nano fertilizer. Ini menjadi satu-satunya riset yang ke depan menghasilkan inovasi pupuk nano di Indonesia," tambahnya.
Dalam kemeriahan Dies Natalis FTP UB, sebuah AI Center juga berhasil diresmikan. Melalui AI Center, produk-produk Bio AI diharapkan dapat berkembang maksimal. Prof Widodo juga mengapresiasi visi FTP dalam menggagas one profesor one compartment.
"One Professor One Compartment ini ide yang sangat bagus. Sehingga profesor akan sangat sibuk dan aktif membangun keilmuan. Salah satu keinginan FTP juga memiliki production house yang akan menjadi bagian dari teaching laboratory," tuturnya.
Sementara itu Dekan FTP UB, Prof. Yusuf Hendrawan menjelaskan telah dilakukan peresmian Kantor Terpadu menjadi wujud FTP UB dalam predikat Zona Integritas (ZI) dan Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
"Kita akan menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) sehingga kita perlu membangun satu kantor terpadu untuk umum, akademik, dan lainnya. Ini juga untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas dalam bekerja," jelasnya.
Prof. Yusuf juga menjelaskan terkait visinya untuk mewujudkan One Professor One Compartment. Hal ini terinspirasi dari negara Jepang dengan visinya One Professor One Laboratorium.
"Kalau di sini tidak mungkin karena laboratorium kita sharing. Saya ingin visi ke depan sehingga profesor bisa mewujudkan baik itu berbentuk COE, research group, pusat studi, dan lainnya yang harus dikepalai oleh profesor. Ini nantinya bagaimana mewujudkan jabata kepala kompartemen menjadi jabatan yang paling bergengsi," tuturnya.(*)
