Filosofi Parade Juang Menurut Wali Kota Surabaya 

Editor: Shinta Miranda

7 November 2022 06:28 7 Nov 2022 06:28

Thumbnail Filosofi Parade Juang Menurut Wali Kota Surabaya  Watermark Ketik
Parade Surabaya Juang. (Foto: Humas Pemkot Surabaya) 

KETIK, SURABAYA – Kegiatan Parade Juang digelar meriah dan penuh atraktif oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Minggu (6/11). Sebanyak 3.500 peserta memeriahkan event ini. Warga Surabaya dan luar Surabaya pun tumpah ruah di sepanjang rute Parede Surabaya Juang. 

Adapun rute Parade Surabaya Juang kali ini dimulai dari Jalan Pahlawan, Jalan Kramat Gantung, Jalan Gemblongan dan Jalan Tunjungan. Kemudian berlanjut menuju Jalan Gubernur Suryo, Jalan Yos Sudarso, Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan berakhir di depan Balai Kota Surabaya. 

Dalam parade tersebut, Wali Kota Eri dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji serta jajaran Forkopimda Surabaya menunggangi kuda. Hal ini menjadi pembeda pagelaran Parade Surabaya Juang tahun ini. Biasanya, Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya serta Forkopimda Surabaya menaiki tank Anoa dalam event tersebut. 

Setelah mengikuti serangkaian acara dan menyaksikan berbagai atraksi Parade Surabaya Juang di depan Balai Kota Surabaya, Wali Kota Eri akhirnya menjelaskan filosofi dari acara Parade Surabaya Juang itu. Menurutnya, pada 10 November dulu, para pahlawan sudah mengajarkan kepada semuanya untuk berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan itu tanpa melihat suku, ras, dan agamanya. 

Oleh karena itu, Kota Surabaya dengan budaya “Arek” nya, maka diharapkan akan bisa merebut kemerdekaan Surabaya dari kemiskinan, dari kebodohan, dan pengangguran. Hal itu bisa diwujudkan kalau pemerintah dengan masyarakatnya berjuang bersama-sama. 

“Kalau kita berjuang bersama, pasti bisa merebut kemerdekaan itu, jangan berjuang hanya di satu sisi. Jadi sebenarnya, inti acara hari ini adalah kita ingin mengembalikan semangat kepahlawanan di hari kita semuanya. Itulah hikmah dan filosofi acara hari ini,” tegasnya. 

Makanya, ia pun berharap semangat kepahlawanan itu bisa terus membara di hati arek-arek Surabaya. Bahkan, ia juga mengajak arek-arek Surabaya untuk menjadikan Surabaya menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur. “Kita harus terus kobarkan semangat kepahlawanan itu di hati arek-arek Suroboyo,” katanya. 

Demi mengobarkan semangat kepahlawan arek-arek Suroboyo, Pemkot Surabaya menggelar serangkaian acara di Hari Pahlawan tahun ini. 

Setelah acara Parade Surabaya Juang, lalu momen Hari Pahlawan akan dilanjutkan dengan tabur bunga di Makam Bung Tomo, Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Makam Wr. Soeparman, dan Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono Kota Surabaya. 

“Selanjutnya pada tanggal 10 November, kita akan menggelar upacara di halaman Balai Kota Surabaya. Di situ nanti akan ada teatrikal perjuangan arek-arek Suroboyo. Dalam upacara itu, kita juga mengundang warga Surabaya untuk ikut upacara sekaligus menyaksikan langsung teatrikal itu,” ujarnya. 

Kemudian pada malam harinya, Pemkot Surabaya akan menggelar istighosah bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf atau Habib Syech di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan. 

Surabaya Bersholawat itu untuk berdoa agar semangat pejuang, semangat 10 November dan Hari Pahlawan tetap berada di hati warga Kota Surabaya. 

“Sehingga Surabaya ke depan bisa merdeka seluruhnya,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Parade Juang Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Wali Kota Eri