KETIK, SURABAYA – Sebanyak 12 film pendek dari berbagai daerah Indonesia tampil di ajang Festcil x BoomCraft - Surabaya yang digelar di Gedung Cak Durasim Surabaya (26/2/2024).
12 film pendek ini datang dari Surabaya, Jakarta dan beberapa daerah lain.
"Screening film pendek dan diskusi ini bertujuan menjadi wadah bagi para sineas muda dan komunitas film di Surabaya untuk membangkitkan semangat kreativitas serta mampu menjadi pemantik menghidupkan industri perfilman Kota Surabaya," ucap Ketua Pelaksana Festcil x BoomCraft - Surabaya Eka Wahyu Primadani, Senin (26/2/2024).
Pria yang akrab disapa Eka Kecap ini mengatakan, tidak hanya Filmaker saja, namun acara ini juga untuk
Cinephile agar mendapatkan wadah untuk menikmati berbagai film pendek yang telah terkurasi. "Jadi 12 film pendek ini yang lolos dari proses seleksi yang kami lakukan," ucapnya.
Melalui film ini, kecap berharap ada beberapa sineas muda yang mengangkat kearifan lokal daerah. Terlebih, saat ini mulai bermunculan film yang mengangkat budaya dan bahasa daerah seperti Loro Ati yang diciptakan Bayu Skak, dan Film Agak Laen.
"Dari 12 film ini ada beberapa film yang mengangkat budaya dan bahasa asli daerah tersebut, jadi hal ini cukup bagus yang membuat kearifan lokal tetap terjaga dan diterima masyarakat," jelas Kecap.
Tubagus Mahendra, CEO BoomCraft Production - Surabaya menjelaskan screening film seperti ini perlu rutin dilakukan untuk memberikan wadah kepada sineas muda. Selain itu, sebagai Production House (PH), dia melihat hasil film dari sineas muda di Surabaya dan beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi yang bagus.
"Ini tidak menutup kemungkinan bagi sineas muda untuk bisa berkerja sama dengan PH lainnya untuk mengembangkan potensi dan meramaikan perfilman Indonesia," ucapnya.
BoomCraft Production - Surabaya meluncurkan film berjudul Maido yang disutradarai Bernardus Raka. "Ini menjadi salah satu film yang diputar dan kami merasa senang ternyata sambutan masyarakat cukup bagus," ucap Tubagus. (*)