KETIK, JAKARTA – Sosok politikus kawakan, Fadli Zon ditunjuk sebagai Menteri Kebudayaan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Minggu 20 Oktober 2024. Sebelumnya Fadli Zon sempat dipanggil ke kediaman Prabowo Subianto di jalan Kertanegara Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada Senin 14 Oktober 2024 lalu.
Fadli Zon sendiri lahir di Jakarta pada 1 Juni 1971. Ia merupakan putra pertama dari pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim. Fadli Zon pernah menempuh pendidikan di SDN Cibereum 3, SMPN 1 Cisarua, tetapi pindah ke SMP Fajar Jakarta dan SMA Negeri 31.
Kemudian dirinya melanjutkan pendidikan S-1 di Sastra Rusia, Universitas Indonesia beberapa tahun menjelang reformasi 1999. Ia kemudian melanjutkan studi S-2 di London School of Economics and Political Science dan S-3 di Universitas Indonesia bidang sejarah.
Semasa menjalani bangku perkuliahan S1, Fadli Zon dikenal aktif berbagai organisasi seperti Senat Mahasiswa dan kelompok studi, serta teater.
Berbeda dengan arus mahasiswa kebanyakan saat itu, Fadli Zon dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang dekat dengan Prabowo Subianto sejak menantu Soeharto kala itu menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Setelah lulus S1, Fadli Zon mulai terjun ke dunia politik dan berhasil menjadi anggota MPR RI dari golongan pemuda pada 1997-1999. Pada 2008, dia bersama Prabowo mendirikan Partai Gerindra dan terlibat aktif dalam pengembangan partai tersebut.
Perjalanan politiknya semakin diperhitungkan saat Pria dengan gelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang ini ditunjuk jadi Wakil Ketua DPR RI (2014-2019) dan Ketua BKSAP DPR RI (2019-2024). Kemudian ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra (2020-2025).
Prestasi Fadli Zon tidak berhenti di dunia politik saja, sepak terjangnya di dunia bisnis dirinya juga tidak bisa dipandang remeh. Saat Fadli Zon merupakan Direktur PT Padi Nusantara sejak 2005 hingga saat ini. Selain itu dirinya juga pernah menduduki kursi Direktur Umum Golden Spike Energy Indonesia Ltd (2002-2005) dan Nusantara Energy Ltd (1999-2001).
Jauh sebelum itu, ia juga pernah menjadi Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison sejak 1993.
Pernah aktif sebagai aktivis, Fadli Zon rupanya telah menulis banyak buku, Beberapa di antaranya berjudul Politik Huru-Hara Mei 1998 yang terbit pada 2004, lalu Politik Standar Ganda Amerika Serikat terhadap Bosnia.
Bahkan sejak 2010 hingga sekarang, Fadli Zon masih menjadi anggota Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI). Selain buku, Fadli Zon juga sempat menulis beberapa puisi seperti Memeluk Waktu: 8 Puisi Fadli Zon dalam 8 Bahasa yang terbit pada 2017. Terkait sastra ia pernah menulis buku Orkes Gumarang: Kisah Syaiful Nawas pada 2017.(*)