KETIK, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengaku miris melihat banyaknya masyarakat yang melihat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hanya dari utangnya. Seperti diketahui utang BUMN memang cukup besar yakni Rp 1.600 triliun, namun disamping itu modal yang dimiliki BUMN juga besar yakni Rp 3.150 triliun.
Erick mengatakan melihat kesehatan suatu perusahaan tidak bisa hanya dari utangnya, tetapi juga harus dilihat dari modal yang dimilikinya. Penilaian seperti ini dapat memunculkan persepsi yang bias dan salah di masyarakat.
"Banyak masyarakat melihat utang BUMN jumbo sebesar Rp 1.600 triliun, tetapi mereka lupa modal kita juga jumbo sebesar Rp 3.150 triliun," jelas Erick, Jumat (1/9/2023).
Dirinya menambahkan melihat kondisi antara utang dan modal saat ini, bisa dikatakan jika perusahaan BUMN dalam keadaan sehat dan stabil. Karena jumlah modal yang dimiliki jauh lebih besar dari utangnya.
"Bisa dikatakan sehat, karena rasio utangnya jauh lebih kecil daripada modalnya," tambahnya.
Akan tetapi, walaupun secara umum BUMN dalam keadaan sehat namun tidak menampik jika ada salah satu perusahaan yang belum menunjukkan performa baik. Terutama perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur.
"Untuk yang bergerak di infrastruktur memang saya tidak menampik perlu waktu lama untuk bisa menghasilkan keuntungan," pungkasnya.(*)