KETIK, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meluncurkan program 1 kelurahan 1 ambulans di Balai Kota Surabaya, Senin (22/7/2024).
Terdapat sekitar 220 unit ambulans yang disiagakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di masing-masing kelurahan sebagai antisipasi gawat darurat bagi warga Surabaya.
Eri Cahyadi mengatakan bahwa program ini merupakan wujud kolaborasi Pemkot Surabaya dengan banyak stakeholder.
Sebanyak 220 ambulans yang disediakan merupakan milik Lembaga Swadaya Masyarakat, Dinas Sosial Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan.
"Program 1 kelurahan 1 ambulans ini merupakan wujud kerja sama yang apik antara pemkot dan warganya yang peduli terhadap Kota Surabaya," jelas Eri Cahyadi dalam sambutannya di Balai Kota, Senin (22/7/2024).
Melalui program ini, mantan Kepala Bappeko Surabaya itu berharap agar harapan hidup warga Surabaya bisa menjadi lebih panjang karena penanganan yang diberikan tentunya akan lebih cepat.
Nantinya warga yang membutuhkan bantuan layanan ambulans dapat menghubungi layanan call center 112. Layanan ambulans ini disediakan secara gratis bagi warga Surabaya.
"Dengan jumlah ambulance yang tersedia di masing-masing kelurahan ini nantinya respon time untuk layanan darurat tentu akan lebih cepat," imbuhnya.
"Respon time yang cepat ini sangat penting agar warga yang mengalami kondisi kritis atau bantuan pengobatan bisa segera dilayani dengan cepat," imbuhnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajrihatin menuturkan, dari 220 ambulans yang disediakan, 96 unit merupakan milik Lembaga Swadaya Masyarakat yang bersinergi dengan Pemkot Surabaya.
Sedangkan sisanya merupakan milik Pemkot Surabaya yang terbagi antara Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Jumlah ini akan terus bertambah, saat ini saja sudah banyak yang menawarkan diri," tuturnya.
Sebagai wujud terima kasih, Pemkot Surabaya memberikan bantuan operasional senilai Rp500 ribu per bulan. Bantuan tersebut dianggarkan dari APBD yang akan diberikan langsung kepada pengelola ambulans.
"Ini hanya bantuan kecil saja. Biasanya operasional ambulans pasti lebih dari Rp500 ribu. Banyak yang menolak sebenarnya, tapi Pemkot memaksa tetap ingin memberikan sebagai bentuk terima kasih," pungkasnya.(*)