KETIK, SURABAYA – Sosok Sugiat resmi ditunjuk Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menjadi Penjabat (Pj) Bupati Jombang.
Selama setahun ke depan, pria 56 tahun itu akan menjadi orang nomor satu di kota Santri menggantikan kepemimpinan Bupati Mundjidah Wahab dan Wakil Bupati Sumrambah yang telah menyelesaikan masa jabatan lima tahun (2018-2023) pada 24 September ini.
Pilkada Kabupaten Jombang menurut jadwal KPU baru akan dilaksanakan November 2024 mendatang. Itu setelah Pemilu serentak 2024 pada Maret.
Ditunjuknya pria asli dusun Kalongan, desa Japanan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang tersebut cukup mengejutkan.
Pasalnya, namanya tidak masuk dalam usulan yang diajukan DPRD Jombang maupun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Sugiat dipilih melalui jalur pemerintah pusat yakni Kemendagri.
Background pria kelahiran Jombang 6 Mei 1967 yang merupakan PNS Badan Intelejen Negara (BIN) dari unsur Sipil juga membuatnya tidak banyak dikenal publik.
Sugiat (jaket hitam) bersama para Pj Bupati/Wali Kota dalam gladi bersih pelantikan di Grahadi Surabaya, Sabtu (23/9/2023). (Foto: Husni/Ketik.co.id)
Sebanyak 13 Pj Bupati/Wali Kota menurut rencana bakal dilantik secara resmi oleh Gubernur Jatim Khofifah pada Minggu (24/9/2023). Malamnya, Mundjidah menyebut Pj Bupati Jombang bakal dikenalkan ke masyarakat di alun-alun Jombang.
Berikut wawancara eksklusif Ketik.co.id dengan Sugiat di sela-sela dirinya menjalani gladi bersih pelantikan 13 Pj Bupati/Wali Kota se-Jatim pada Sabtu malam (23/9/2023) di gedung Grahadi Surabaya:
Tanya: Apa program pertama yang akan anda lakukan setelah resmi menjadi Pj Bupati Jombang?
Jawab: Sesuai arahan presiden, yang pertama adalah pengendalian inflasi, kemudian penurunan angka prefelensi stunting, dan kemiskinan ekstrem. Juga dengan reforma agraria, investasi, dll. Yang lain mungkin nanti kita sesuaikan.
Tanya: Anda kurang begitu dikenal di lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang. Begitu juga di DPRD Jombang. Bagaimana mengatasi hal itu dan untuk bisa merangkul semua pihak?
Jawab: Saya putra asli Jombang. Lahir di Jombang. Hanya memang kebetulan merantau ke Jakarta dari 1988. Kemudian saat ini saya di BIN. Jabatan saya terakhir Kabinda Sulawesi Barat. Kemudian saya sekarang ditugaskan sebagai Penjabat Bupati Jombang. Saya terima sebagai sebuah amanah di tempat kelahiran saya. Pada intinya saya ingin mengabdikan diri kepada Jombang tanah kelahiran saya, dengan kapasitas yang selama ini sudah saya dapat.
Dinamika politik pasti ada. Di mana-mana. Tidak hanya di Jombang. Sebagai mitra DPRD tentu saja saya akan lakukan koordinasi. Silaturahmi. Menjelang pemilu saya yakin situasi juga akan menghangat.
Pengalaman di Kabinda Sulawesi Barat, saya bisa melaksanakan itu di tingkat Provinsi. Mudah-mudahan di tingkat Kabupaten ini saya bisa.
Tanya: Background anda yang dari BIN ini bagi masyarakat awam bisa dibilang dalam tanda kutip 'menyeramkan', bagaimana anda menanggapi itu, terutama untuk masyarakat Jombang?
Jawab: Menyeramkan? (tertawa kecil), Saya pikir tidak (tertawa kecil lagi). Biasa saja. Memang pekerjaan BIN, pekerjaan intelejen, itu kan deteksi dini. Deteksi dini untuk cegah dini. Cegah dini apa? atas segala ancaman. Pekerjaannya sama. Biasa. Tidak menyeramkan. Memang pekerjaannya tidak dikenal oleh publik. Namanya intelejen memang tidak dikenal oleh publik, tapi hasilnya bisa dinikmati masyarakat. Situasi aman ini kan juga bagian dari kontribusi intelejen.
Tanya: Apa ada tugas khusus dari pemerintah pusat untuk anda sebagai Pj Bupati Jombang ini?
Jawab: Tugasnya ya itu tadi. Bahwa masa jabatan Bupati Jombang berakhir tanggal 24 (September) ini. Penggantinya dari eselon dua yang diajukan bisa dari DPRD, Gubernur, atau Kemendagri. Kebetulan saya dari jalur Kemendagri. Menurut saya dari mana saja yang penting bisa memajukan Jombang.
Tugas saya sebagai Penjabat Bupati. Sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. Ingat ya, sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. Bukan kita yang dilayani. Kita yang melayani masyarakat. Itu yang akan coba saya terapkan.
Mungkin sudah diterapkan oleh Bupati sebelumnya. Yang baik kita lanjutkan. Kalau ada beberapa kekurangan kita perbaiki. Sebagai manusia biasa saya juga bukan superman. Pasti ada kekurangan juga. Oleh karena itu nanti dengan semua OPD saya akan berkoordinasi mencari solusi terbaik. Bagaimana agar Jombang lebih baik ke depan. (*)