KETIK, SURABAYA – Saat ini ekosistem kendaraan listrik perlahan terus berkembang. Sudah banyak orang lebih memilih kendaraan listrik ketimbang kendaraan konvensional.
Itu tidak lepas karena kendaraan listrik menawarkan segudang keuntungan. Hal ini disampaikan langsung Manager Strategi Pemasaran PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Rukmito Ari Ardianto. Dia menyebut perkembangan kendaraan listrik mulai meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang sempat berjalan lambat.
Perkembangan pasar akan industri listrik ini tentu juga masih memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk terus meningkatkan potensinya. Salah satunya dengan cara mengedukasi masyarakat akan penggunaan kendaraan listrik.
Rukmito mengatakan masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya di mana tempat kendaraan listrik mengisi daya apabila kehabisan baterai. Sama halnya kendaraan konvensional yang memiliki SPBU, kendaraan listrik pun punya tempat pengisian daya sendiri.
Ia menyebut ada 3 tempat pengisian, yakni Stasiun Pengisian Kendaran Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
"Bedanya kalau SPKLU itu hanya untuk mobil listrik, SPLU itu bisa buat motor listrik atau biasa digunakan di pasar malam, SPBKLU itu khusus untuk motor," ucapnya.
"Jadi seperti kita isi ulang galon kosong, ditukar sama yang ada isinya," tambahnya pada acara Industri Mengajar bertajuk Dukungan Infrastruktur Motor Listrik Berbasis Baterai, di Maspion Square Surabaya, Rabu (19/6/2024).
Rukmito Ari Ardianto (kiri) bersama GM Maspion Square Surabaya Oky Tri Hutomo di stand Alessa Motors (19/6/2024) (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)
Selain ketiga tempat pengisian tersebut, masyarakat bisa mengisi daya di rumah tanpa ada kendala lagi. Bahkan, kini ada potongan sebesar 30% untuk pemilik kendaraan listrik roda empat yang mengisi daya di rumah.
Ia juga menyebut kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dan hemat.
"Ramah lingkungannya dimana? Kita naik motor konvensional itu sebenarnya ada energi yang tidak termanfaatkan ketika mesin dipanaskan alias sia-sia. Beda dengan motor listrik yang misalnya dayanya 2 kWh. Maka 2 kWh itu yg kita gunakan," ungkap Ari.
"Hematnya juga dimana? Kita kalau bensin Pertamax sekitar Rp12 ribu. Kalau kendaraan listrik jarak tempuhnya sama cuma Rp1.600 aja per kWh. Perawatannya juga hemat, karena tidak banyak komponen di kendaraan listrik," tambahnya.
Dari sini, pihaknya terus mendukung infrastruktur kendaraan listrik agar terus berkembang dan memberikan kemudahan pada masyarakat pengguna kendaraan listrik.
Kemudahan ini salah satunya dengan menargetkan tambahan 100 SPKLU di Jawa Timur pada 2024. Namun, PLN UID Jatim sampai saat ini juga masih mengupayakan memasang SPKLU lebih banyak mencapai 300, 100 di antaranya menggunakan inovasi tiang listrik untuk mengisi daya.
Sementara itu, untuk saat ini sudah ada sekitar 350 SPLU yang tersebar di Jawa Timur. Paling banyak tersebar di Surabaya.
"Nanti kalau konsep engineering-nya selesai, ada rencana untuk dimasalkan dan penambahan," katanya.
Sementara itu, General Manager (GM) Maspion Square Oky Tri Hutomo menyebutkan, penting untuk mengetahui dukungan PLN pada penyediaan infrastruktur motor listrik berbasis baterai.
"Karena selama ini masih banyak pertanyaan, motor listrik ini biayanya berapa, nge-charge-nya berapa lama. Jadi ini penting diketahui sebab mau tidak mau kita akan beralih ke energi terbarukan," ucapnya di acara yang sama.
Talk show Industri Mengajar bertajuk 'Dukungan Infrastruktur Motor Listrik Berbasis Baterai' ini diadakan sebagai bagian dari Pameran Motor Listrik Terlengkap di Surabaya yang digelar di Main Atrium Maspion Square, Jalan Ahmad Yani 73 Surabaya.
Acara ini berlangsung pada 13-23 Juni 2024 dengan menghadirkan berbagai brand motor listrik ternama. (*)