KETIK, SURABAYA – Cuaca panas hingga 42 derajat Celcius yang melanda kota Surabaya akhir-akhir ini rupanya cukup membuat khawatir masyarakat. Bagaimana tidak, Indeks sinar ultraviolet (UV) menunjukkan angka hampir menyentuh 13 yang berarti masuk kategori tidak sehat. Keadaan ini diprediksi akan berlangsung hingga 12-15 Oktober 2023.
Seperti yang kita tahu paparan sinar UV dari matahari memiliki dampak yang buruk bagi kulit. dr Daniel Widiyanto, Sp. And, dokter spesialis estetika dari Facena Beauty Clinic memberikan penjelasan terkait efek buruk dari sinar UV terhadap kulit.
"Jadi kalo kulit terkena panas yang berlebihan bisa menyebabkan kadar airnya berkurang. Sehingga efeknya kulit akan menjadi lebih kering. Dengan kondisi ini skin barrier kulit bisa rusak," jelas dr Daniel kepada media online nasional Ketik.co.id, Jumat (6/10/2023).
Skin barrier sendiri adalah lapisan kulit yang berfungsi untuk melindungi kulit wajah dari patogen penyebab infeksi, sinar UV, polusi, radikal bebas, dan bahan kimia berbahaya. Jika lapisan tersebut rusak, kulit dapat menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap ancaman eksternal.
Daniel menambahkan efek dari skin barrier kulit yang rusak adalah kulit akan lebih sensitif sehingga mudah terserang jerawat dan flek hitam. Tidak hanya itu kulit juga akan kehilangan kelembapannya dan membuat wajah terlihat lebih tua.
"Akibat paparan dari sengatan sinar matahari adalah skin barrier bisa rusak. Sehingga lebih sensitif terhadap gangguan dari luar," tambah Daniel.
Oleh sebab itu Daniel menambahkan ditengah suhu Kota Surabaya yang sedang panas ini, dirinya menyarankan untuk sebisa mungkin mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Selain itu juga penggunaan sunblock/sunscreen juga diperlukan untuk melindungi kulit dari sinar UV.
"Hal yang harus dilakukan adalah mengkonsumsi air sebanyak mungkin untuk menggantikan cairan yang hilang. Dan jangan lupa gunakan sunblock atau sunscreen untuk menangkal sinar UV," pungkasnya.(*)