KETIK, SURABAYA – Animo masyarakat cukup tinggi untuk menaiki angkutan feeder atau angkutan pengumpan Wira Wiri Suroboyo.
Bahkan, dalam sehari penumpang transportasi umum yang baru diresmikan itu sudah tembus 2.500 penumpang, sehingga armada dan rute angkutan feeder itu akan terus ditambah ke depannya.
Saat ini, sudah ada 52 armada yang beroperasi. Tahun depan, armada itu menurut rencana akan ditambah lagi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkomitmen semua kawasan di Surabaya harus bisa dijangkau oleh angkutan feeder ini.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati mengusulkan agar Pemkot Surabaya bisa membuat jalur khusus sendiri untuk feeder. Sehingga, bisa memudahkan feeder agar bergerak lebih maksimal.
Menurut Aning, posisi dan kondisi jalan Surabaya tidak lebar seperti DKI Jakarta. Sehingga, sangat tidak memungkinkan di beberapa jalur mobilitas warga dibuat jalur atau lajur khusus trunk (Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Surabaya atau lainnya).
"Maka ukuran feeder bisa dipikirkan menjadi alternatif untuk dibuatkan lajur khusus di area tertentu,” kata Aning.
Aning juga mengatakan transportasi publik di Surabaya menjadi prioritas pembangunan pada 2024. Artinya, butuh keberpihakan anggaran untuk transportasi publik.
Politikus PKS itu menyebutkan, di Semarang, anggaran untuk transportasi masal mencapai 5 persen dari APBD. Sementara itu, APBD Semarang Rp 5,9 T dengan PAD Rp 2,5 T.
"Jika dibandingkan dengan Surabaya yang memiliki APBD Rp 11,3 T dan juga PAD sebesar Rp 6,1 T. Kita bisa melihat anggaran untuk transportasi masal hanya Rp 70 M atau 0,6 persen dari APBD Surabaya,” terang Aning.
Dia berharap pada 2024 bisa mencapai angka sesuai kebutuhan Surabaya untuk sektor transportasi masal. Minimal sama dengan Semarang yang 5 persen APBD. (*)