KETIK, SURABAYA – Jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo tak terkendali. Nah, Pemkot Surabaya berupaya menekan volume sampah yang masuk ke TPA Benowo dengan beberapa cara. Seperti melalui Surabaya Smart City hingga pemberdayaan lewat bank sampah.
Namun, menurut Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati, keseriusan Pemkot Surabaya untuk mengurus bank sampah sangat ditunggu. Salah satu bank sampah yang sukses sampai hasilnya bisa dipakai untuk membangun balai RT adalah Bank Sampah Mawar di Kelurahan Bulak.
Aning juga mengungkapkan Bank Sampah Mawar tidak hanya menghasilkan uang, tidak hanya bisa membangun balai RT, tapi juga punya nasabah produktif 52 orang.
"Sayangnya, Bank Sampah Mawar belum mendapatkan sentuhan pemkot, baik itu pembinaan maupun pembangunan,” ucap Aning.
Ia pun menyarankan Pemkot Surabaya mengaktifkan polisi taman untuk melakukan pengawasan di sejumlah fasilitas umum.
Data terakhir, jumlah bank sampah di Surabaya mencapai 633. Aning menilai hal itu menjadi aset yang luar biasa untuk dikuatkan dan dikembangkan lalu diintegrasikan dengan kampung zero waste. Serta dikoneksikan dengan program SSC.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) itu optimistis jika Pemkot Surabaya lebih serius merawat bank sampah, bakal menjadi persembahan apik untuk wujudkan Surabaya nol sampah.
Sebagai informasi, bank sampah merupakan strategi penerapan 3R (reduce, reuse, recycle) pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan menyamakan sampah dengan uang dan barang berharga yang dapat diperoleh kembali.
Masyarakat dididik untuk menghargai sampahnya berdasarkan jenis dan nilainya sehingga siap untuk memilah sampahnya. Bank sampah mengubah persepsi masyarakat bahwa sampah mengandung potensi ekonomi bagi masyarakat, yaitu adanya kesempatan kerja dan pendapatan tambahan melalui tabungan di bank sampah.
Selain itu, kita akan menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau serta menciptakan masyarakat yang sehat. (*)