KETIK, SURABAYA – Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya dalam beberapa waktu terakhir ini, diharapkan menjadi pengingat masyarakat agar tetap menjaga kebersihan, apalagi pasca pandemi Covid-19.
"Kota Surabaya sendiri saat ini masyarakatnya sudah lengah, merasa sudah sehat akhirnya tidak hidup bersih lagi," ungkap anggota Komisi D DPRD Surabaya Juliana Eva Wati, Kamis (4/4/2024).
Menurut Jeje -sapaan akrab Julian-, kebiasaan masyarakat sekarang sudah mulai berubah. Seperti kebiasaan penggunaan handsenitaizer dan masker yang dulu cukup disiplin, sekarang mulai menurun.
"Kita harus menyampaikan sosialisasi kembali, pola hidup bersih itu harus. Kita harus mensosialisasikan kembali bahwa pola hidup bersih harus diterapkan setiap hari," ujarnya.
Juliana menjelaskan pentingnya hidup sehat tidak hanya diterapkan saat pandemi Covid-19, tetapi juga saat aktivitas sehari-hari untuk mencegah penyakit musiman seperti DBD.
"Pada saat periode Covid, pandemi tetapi itu harus jadi pola hidup kita yang setiap harinya kita lakukan," terangnya.
Menurutnya, di Kota Surabaya peningkatannya tidak terlalu signifikan, meskipun begitu harus terus waspada dan melalukan pencegahan agar DBD di Surabaya tidak meningkat.
"Kalaupun sosialisasi, RS Soewandhi, RS BDH melalukan sosialisasi merefresh kembali di Kota Surabaya mengingat musim hujan, panas ini kita harus peduli pola hidup sehat yang utama," papar politisi PAN.
Pemerintah hanya melakukan pencegahan, tapi masyarakat yang harus menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari DBD yang saat ini sedang menyerang.
"Sosialisasi kepala sekolah, dinas pendidikan dan dinas kesehatan harus berkoordinasi lebih lanjut," pungkas Juliana Eva Wati.
Sebagai informasi, Pemkot Surabaya mencatat bahwa angka kasus masyarakat terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada periode Januari hingga Maret 2024 sebanyak 47 orang pada Selasa, (2/4/2024). (*)