KETIK, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang tengah mengalami kekurangan petugas pramu kebersihan. Pasalnya sejak tahun 2023-2024, terdapat sekitar 70 petugas yang telah purna.
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menjelaskan kondisi pasca Covid-19 membuat banyak berkurangnya petugas kebersihan.
"Memang kondisinya saat ini tenaga kebersihan Kota Malang banyak sekali yang berkurang. Banyak yang pensiun, kemarin saat Covid-19 juga banyak yang meninggal," tutur Rahman, Kamis (18/7/2024).
Angka tersebut dinilai banyak berpengaruh terhadap kinerja pada petugas. Terlebih masing-masing petugas diberi tanggungjawab membersihkan 3 kilometer ruas jalan.
"Begitu banyak angka 70 dengan orang yang terbatas. Sekarang satu orang mewakili 3 kilo ruas jalan sisi kanan dan kiri. Itu cuma di ruas jalan arteri, belum masuk di jalan sekunder," tuturnya.
Saat ini terdapat hampir 1500 orang pegawai di DLH Kota Malang. Dari total tersebut sekitar 800 orang merupakan tenaga ASN dan 600 sisanya merupakan Non ASN.
DLH Kota Malang sendiri tidak dapat merekrut tenaga Non ASN khususnya untuk pramu kebersihan. Hal tersebut disebabkan Pemkot Malang telah mengajukan formasi 100 persen tenaga Non ASN menjadi PPPK.
"Jadi memang sangat kekurangan, sementara terjadi persoalan yang merupakan salah satu orientasi untuk penanganan permasalahan timbunan sampah. Pramu kebersihan totalnya ada 600 hampir 700 orang," tambahnya.
Rahman menambahkan bahwa DLH Kota Malang harus mengeluarkan anggaran hampir Rp 100 miliar untuk belanja gaji ASN dan Non ASN. Nominal tersebut belum termasuk kebutuhan untuk melengkapi fasilitas penunjang kebersihan.
"Belanja gaji di DLH Kota Malang untuk ASN dan Non ASN hampir Rp 100 miliar. Untuk yang lain saya butuh operasional teknis, khusus kendaraan pengangkutan persampahan itu pun puluhan miliar juga," tutupnya. (*)