KETIK, SURABAYA – Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur terus mendorong produk dari Kelompok Tani Hutan (KTH) menembus pasar global. Mengingat ada beberapa komoditas hasil produksi KTH di wilayah Jatim yang sudah diekspor ke berbagai negara.
Menurut Kadishut Jatim, Jumadi, pihaknya tengah menyusun rencana strategis guna memusatkan komoditas ekspor dari kelompok tani hutan. Itu sesuai dengan arahan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa agar mengidentifikasi desa-desa devisa.
”Saya sekarang sedang membuat roadmap untuk me-replanting atau mengkonsentrasikan komoditas untuk ekspor,” ungkap Jumadi kepada Ketik.co.id ketika ditemui di kantornya, Selasa (25/7/2023).
”Karena Ibu (Gubernur Khofifah) memerintahkan saya coba identifikasi desa-desa devisa,” imbuh pria yang pernah menjabat sebagai Pjs Wali Kota Kediri ini.
Sejauh ini, kata Jumadi, sudah ada 4 komoditas hasil produksi kelompok tani hutan Jatim yang mampu menembus pasar dunia. Salah satunya kopi bermerk Javeast Coffee yang diekspor ke Mesir.
Javaest Coffee merupakan gabungan dari kopi hasil produksi kelompok tani hutan dari Kecamatan Silo (Jember), Kecamatan Kare (Madiun) serta Kecamatan Wonosalam (Jombang).
”70 persen yang di Silo Jember itu kopi yang berasal dari kawasan perhutanan sosial,” jelas pria yang meraih gelar doktor Ilmu Ekonomi di Universitas Brawijaya ini.
Selain kopi, ada Pisang Kirana dari Lumajang dan rajangan daun Talas Beneng hasil produksi kelompok tani hutan dari Jombang yang menembus pasar Australia. Serta gula aren dari KTH Pacitan yang merambah pasar Meksiko.
”Dari hutan sekarang sudah ke pasar ekspor. Jadi tidak (lagi) pandangannya hutan masih produksi primer, hutan sudah menghilirisasi,” lanjut pria kelahiran Sragen Jawa Tengah ini.
Untuk meningkatkan komoditas tersebut, Mantan Pjs Sekdaprov Jatim ini akan terus memberikan pendampingan melalui penyuluh kehutanan yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Tentunya juga bermitra dengan dinas terkait di kabupaten/kota.
”Saya punya cabang dinas di 10 wilayah, mulai dari Banyuwangi sampai Pacitan dan di Sumenep, di situ ada penyuluh kehutanan,” terang Jumadi.(*)