KETIK, MALANG – Baru saja dilantik, jajaran Direksi Perumda Air Minum Tugu Tirta sudah diminta menyelesaikan persoalan Water Treatment Plan (WTP) Sungai Bango yang mandek akibat perizinan.
Proyek WTP itu dirancang sebagai salah satu jalan keluar untuk mewujudkan Kota Malang mandiri air baku. Namun proyek tersebut harus mandek akibat perizinan Amdal yang masih bermasalah.
"Nanti dengan Direksi yang baru akan menyelesaikan. WTP ini MOU antara Perumda Tugu Tirta dan Perum Jasa Tirta I, bukan dengan pemerintah. Sehingga saya minta Direksi yang baru bisa menyelesaikan," ujar Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Jumat (19/7/2024).
Priyo Sudibyo selaku Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta menjelaskan tidak mudah untuk memberikan izin perihal Amdal. Kendati demikian ia sepakat proyek tersebut harus tetap dilanjutkan.
"Saya yakin WTP harus dilanjutkan karena kalau tidak, maka implementasinya ke hukum karena sudah terlanjur banyak biaya yang dikeluarkan. Jadi tetap kita berupaya WTP bisa berjalan sesuai prosedur dan hukum yang ada," lanjutnya.
Pj Wali Kota Malang sendiri telah meminta WTP dihentikan sementara hingga perizinan beres. Priyo sendiri mengaku akan koordinasi dengan PJT I untuk mengatasi persoalan itu.
"Otomatis kita akan koordinasi dengan PJT I. Apa yang digariskan Pemkot Malang sehingga izin tersebut tidak keluar. Nanti akan kita bedah di situ apa yang harus dilengkapi. Segera kita koordinasi," paparnya.
Sembari menunggu penyelesaian WTP, Priyo berkomitmen untuk menjalin sinergi bersama PDAM milik Kabupaten Malang dan juga Kota Batu. Ia menjelaskan dalam satu hingga dua hari ke depan akan melakukan pertemuan membahas Perjanjian Kerja Sama (PKS).
"Kita akan buka sinergi dalam 1-2 hari ini untuk ketemu bertiga dan PKS. Artinya PKS lebih mengintenskan komunikasi karena selama ini komunikasi kurang," ucap proa yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Malang itu.
Pertemuan teesebut sekaligus membahas kapasitas debit air yang disalurkan ke Kota Malang. Terlebih dari 120 meter kibik air per detik di Sumber Pitu Kabupaten Malang, 60-80 meter per kibik yang disalurkan ke Kota Malang.
"Belum lagi yang di Binangun, Kota Batu kan juga banyak. Rasanya untuk mencukupi kebutuhan pelanggan di Kota Malang dari dua wilayah itu kalau kita bisa maksimal memakai, maka cukup," tutupnya. (*)