KETIK, JEMBER – Hingga bulan April 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember melaporkan ada 7 orang meninggal dunia akibat terserang demam berdarah dengue (DBD).
Kadinkes Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan, kasus demam berdarah selama bulan April mengalami penurunan semenjak terjadi lonjakan besar pada bulan Maret.
“Terbesar itu pada bulan Maret kemarin, melebihi tren 5 tahunan. Tapi kemudian menurun cukup drastis, terendah di antara 5 tahun sebelumnya,” tutur pria yang akrab disapa dr Hendro itu, Jumat (19/04/2024).
Selama dua pekan pertama bulan April, Dinkes mencatat hanya ada 127 kasus demam berdarah. Bila ditotal sejak Januari maka ada 3.300 kasus suspek demam berdarah atau demam dengue. Sedangkan yang terkonfirmasi DBD sebanyak 957 orang.
Lebih lanjut, Hendro menuturkan, selama bulan April ini dari 127 kasus, ada satu orang yang meninggal akibat DBD.
“Bila melihat dari total kasus mencapai 3.300 dengan angka kematian 7 orang, persentasenya sangat kecil hanya 0,2 persen untuk kasus fatalitynya di Jember,” lanjutnya.
Upaya pencegahan seperti pemberian fogging juga diberikan oleh Dinkes. Berdasarkan permintaan warga, petugas Puskesmas akan turun untuk melakukan penyelidikan epidemiologi sebelum memberikan fogging.
“Tidak selalu permintaan fogging semata-mata langsung dilakukan di tempat tersebut,” katanya.
Setelah dipastikan banyak sarang nyamuk di tempat tersebut barulah dilakukan fogging.
Menyisir kantong-kantong nyamuk dengan mengukur angka bebas jentik. Apabila angka tersebut berada di atas 90 persen, artinya tempat itu tidak layak diberikan fogging.
Itu artinya, suspek kasus DBD tersebut sebenarnya tidak terjangkit di daerah setempat.
“Mengingat tingginya mobilitas masyarakat, bisa jadi seseorang terjangkit demam berdarah saat berada di luar lingkungan tempat tinggalnya,” pungkasnya.(*)