KETIK, SURABAYA – Dinas Pendidikan Jawa Timur melalui Kepala Bidang Pembinaan SMA Suhartatik menjelaskan bahwa sistem Double track yang digagas dari tahun 2018 hingga 2023 berhasil dilakukan.
Double track adalah suatu sistem penggabungan cara belajar SMA untuk diberi keterampilan tambahan untuk menyiapkan lulusan siap kerja.
Menurut data Dindik Jatim, jumlah Angka Partisipasi Murni (APM) sistem Double Track menunjukkan peningkatan. Di 2018 mencapai 58,31 persen, di 2019 menjadi 57,65 persen. Sementara itu di 2020 berada di angka 59,81 persen.
Untuk 2021 ada di 60,74 persen, sementara 2022 menurun 59,77 persen dan 2023 naik mencapai 61,84 persen.
APM sendiri merupakan presentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.
Suhartatik menjelaskan bahwa pihaknya mendesain dari 2018 terkait memberikan intervensi bagi peserta didik.
Suhartatik menyebut bahwa beberapa siswa tidak ingin melanjutkan sekolah karena kondisi perekonomian keluarga yang sangat rendah. Sehingga untuk menekan angka kemiskinan dan angka pengangguran remaja maka digagas sistem double track ini.
“Maka muncul ide dari Dinas Pendidikan memberikan intervensi bagi anak-anak kita yang ada di SMA itu dengan double tracknya,” jelasnya saat Diskusi Lintas Sektor pada Rabu (5/6/2024).
Menurut Suhartatik, program ini memberikan sentuhan vokasi bagi siswa-siswi SMA untuk mempersiapkan lulusan sekolah tingkat akhir ini memiliki skill tambahan.
“Sehingga diharapkan nanti ketika dia keluar, jika tidak melanjutkan sekolah, tapi dia memiliki sebuah pekerjaan, insya Allah ini baru satu-satunya di Indonesia,” jelasnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Suhartatik saat menjelaskan sistem double track. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Dirinya juga membocorkan bahwa banyak provinsi yang ingin mengadopsi sistem double track untuk diterapkan di beberapa sekolah daerah mereka.
“Alhamdulillah double track ini sudah beberapa provinsi yang mengadopsi dan semakin banyak dari tahun ke tahun. Dinas Pendidikan dengan ITS melaksanakan double track ini sehingga eksis sampai sekarang," tuturnya.
Adanya double track ini juga menurut Suhartatik menunjukkan kemajuan yang signifikan terhadap keterampilan yang sudah diberikan oleh sekolah kepada peserta didik yang ikut double track.
“Ada kenaikan dari tahun 2018 sampai 2023 walaupun ada kadang naik kadang turun karena tergantung dari anggaran ada menyesuaikan,” urainya.
“Karena menyesuaikan dengan anggaran, alhamdulillah kegiatan double track ini terus eksis dan insya Allah 2024 nanti masih tetep ada karena memang bagus hasilnya,” imbuh Suhartatik. (*)