KETIK, SURABAYA – Di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) pada hewan ternak, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto berharap stok daging tetap aman selama bulan Ramadan sampai Lebaran 2023.
Menurut data update situasi penanganan PMK pada ternak di Provinsi Jatim, terdapat penambahan kasus ternak sakit sebanyak 85 ekor per 19 Maret 2023.
Sebanyak 54 hewan ternak yang sakit terbagi di Nganjuk 42 ekor, Jombang 40 ekor, Lamongan 2 ekor dan Mojokerto 1 ekor. Terhitung total kasus PMK di Jatim sebanyak 198.538 ekor yang terbagi di 38 kabupaten dan kota.
Kategori ternak dari total kasus tersebut adalah ternak sakit 2.513 ekor, ternak mati 4.337 ekor, ternak sembuh 188.483 ekor, dan ternak potong paksa 2.702 ekor.
Malang menjadi wilayah dengan kasus PKM tertinggi sebanyak 19.467 ekor, sedangkan Probolinggo 14.352 ekor, Jember 14.119 ekor, Lumajang 11.208 ekor, Ponorogo 10.847 ekor, Pasuruan 10.422 ekor, Tuban 9.497 ekor, dan wilayah lainnya seperti Blitar terdapat 7578 kasus, Sumenep 6459 kasus, dan Bangkalan 6465 kasus.
Dinas Peternakan sudah memvaksin hewan ternak yang terjangkit PMK maupun ternak sehat. Ketersediaan vaksin di Bangkalan sebanyak 130.000 dosis dan sudah disuntikkan 125.011 dosis vaksin atau sebanding dengan 96 persen.
Sedangkan jangkauan vaksin di Surabaya sudah menjangkau 100 persen, di Pacitan 99 persen, di Tuban 92 persen, dan di Bondowoso 109 persen.
"Saya berharap saat lebaran nanti maupun hari biasa, stok daging di Jatim tetap tercukupi dan berasal dari hewan ternak yang sehat. Baik itu sapi maupun kambing yang disembelih", ucapnya pada Rabu (22/3/2023).
Lalu lintas hewan ternak diperketat
Gatot melihat sepanjang lalu lintas hewan ternak di perbatasan cukup kondusif. Sebab telah melewati proses pemeriksaan ketat melalui surat-surat. Satgas PMK BPBD Jatim juga melakukan penyemprotan disinfektan.
Pada saat di pasar hewan atau memiliki kontak dengan hewan yang sakit, hewan ternak tersebut cenderung terjangkit PMK. Satgas PMK BPBD Jatim terus berusaha mencapai target penurunan kasus PMK hingga nol di seluruh wilayah.
Satgas PMK juga bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan demi mencapai target nol kasus. Mereka senantiasa melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat, memberikan bantuan jika ternak mati, penyemprotan disinfektan di pasar hewan. Bahkan mengadakan razia di perbatasan wilayah lalu lintas hewan ternak.
"Titik razia meliputi perbatasan dua provinsi di Jatim yaitu Jawa Tengah dan Bali," kata Gatot Soebroto.
"Tiap hewan ternak yang mau masuk Jatim, ada tim yang memeriksa dari Dinas Peternakan. Lalu kami menyemprot disinfektan dan teman kepolisian melihat berkasnya apablia distribusi hewan itu sudah sesuai dengan dokumen-dokumennya atau belum", Ungkap Gatot.
Satgas PMK BPBD Jatim terus melakukan penindakan dan pengelolaan wabah di sejumlah daerah bersama lintas lembaga terkait. Dengan melakukan penyemprotan disinfektan, vaksinasi oleh Dinas Peternakan dan sosialisasi kepada peternak.(*)