Di Balik Kegagalan Indonesia pada Piala AFF 2024: Eksperimen STY dan Pemain Mudah Terprovokasi

Jurnalis: Agus Riyanto
Editor: M. Rifat

24 Desember 2024 07:18 24 Des 2024 07:18

Thumbnail Di Balik Kegagalan Indonesia pada Piala AFF 2024: Eksperimen STY dan Pemain Mudah Terprovokasi Watermark Ketik
Oleh: Agus Riyanto*

Indonesia gagal lolos dari fase grup B Piala AFF 2024. Kegagalan ini menambah catatan buruk tim Merah Putih di Piala AFF yang digelar sejak 1996. Indonesia belum pernah juara. 

Pada Piala AFF 2024 ini, Filipina yang menjadi penghadang Indonesia lolos ke semifinal. The Azkals, julukan Timnas Filipina, mempercundangi Indonesia di depan pendukung sendiri.

Pada laga yang berlangsung di stadion Manahan Solo, 21 Desember 2024 lalu itu, anak asuh Albert Casellas pun juga berhasil memprovokasi pemain Indonesia yang berbuah kartu merah untuk sang kapten Muhamad Ferari.

Hasil ini tentu sangat mengecewakan bagi para pecinta sepak bola tanah air. Tak hanya itu, kegagalan di AFF kali ini menjadi salah satu hasil terburuk, yakni gagal lolos dari fase grup.

Ada beberapa catatan menarik kegagalan Indonesia di Piala AFF 2024. Berikut di antaranya:

1. Shin Tae-yong (STY) tidak punya formasi permanen dan The Winning team

Tidak sedikit pecinta bola di tanah air yang mempertanyakan formasi STY yang selalu berubah-ubah dan terkesan bereksperimen.

Saat melawan Filipina sebenarnya STY sudah berhasil meracik formasi 3-5-2 dengan menduetkan Marcelino Fredinan dan Rafael Struick.

Taktik ini lumayan berhasil dan menciptakan beberapa peluang, meskipun gagal dikonversi menjadi gol.

Sayangnya, formasi ini tidak digunakan STY saat melawan Myanmar, Vietnam dan Laos. STY menggunakan formasi 3-4-3. Taktik ini tidak efektif. Salah satunya ditahan imbang Laos di kandang dan kalah 0-1 atas tuan rumah Vietnam.

2. Pemain Indonesia mudah terprovokasi lawan

Saat laga krusial melawan Filipina para pemain mudah terprovokasi lawan. Salah satunya Muhamad Ferari yang diusir wasit menit ke-41 setelah melakukan sikutan di wilayah dada kepada pemain lawan.

Tidak hanya itu, Viktor Dethan pun nyaris terprovokasi Rontini saat terjadi sepak pojok untuk Indonesia. Kalau boleh jujur, beberapa pemain muda seperti Raynan Hannan, Arkhan Fikri dan Viktor Dethan yang minim pengalaman di even internasional sudah tampil bagus.

Mereka mampu berkolaborasi dengan beberapa pemain senior seperti Marcelino, Struick dan Asnawi.

Sayang, emosi para pemain muda masih belum stabil. Dan itu dimanfaatkan oleh para pemain lawan untuk terus memprovokasi dengan intrik-intrik di tengah lapangan yang berpotensi menyulut emosi.

Sekadar mengingatkan, Indonesia gagal lolos ke semifinal Piala AFF 2024 dengan hanya mengoleksi 4 poin. Hasil dari menang melawan Myanmar 1-0, seri lawan Laos 3-3 dan kalah 0-1 masing-masing dari Vietnam dan Filipina. (*)

*) Agus Riyanto merupakan jurnalis senior Ketik.co.id yang kini bertugas di Biro Trenggalek
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur oleh Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kegagalan Indonesia Piala AFF 2024 Eksperimen sty pemain mudah terprovokasi