Debat Pilwako Palembang, Yudha Sebut Program Paslon Lain Normatif dan Klasik

Jurnalis: Wisnu Akbar Prabowo
Editor: Millah Irodah

23 Oktober 2024 08:18 23 Okt 2024 08:18

Thumbnail Debat Pilwako Palembang, Yudha Sebut Program Paslon Lain Normatif dan Klasik Watermark Ketik
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang nomor urut 03, Yudha Pratomo Mahyuddin saat mengikuti debat publik pertama yang diselenggarakan KPU di Ballroom Hotel Santika Premiere Palembang, Selasa 22 Oktober 2024. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)

KETIK, PALEMBANG – Calon Wali Kota (Cawako) Palembang nomor urut 03, Yudha Pratomo Mahyuddin mengawali debat pertama Pilkada Palembang dengan memberikan pandangan terkait program paslon lain.

Rektor Universitas Sumatera Selatan itu mengatakan, sejumlah program yang disampaikan cawako lain dinilai normatif dan klasik.

"Kita sudah mendengarkan visi misi paslon nomor 01 dan 02 yang kelihatannya masih normatif dan klasik. Memang sudah seharusnya itu dilakukan oleh pemerintah di manapun," ujar Yudha saat mengawali penyampaian visi dan misi, Selasa 22 Oktober 2024.

Dia menilai, menurut data BPS dan Ombudsman serta pengamatan di lapangan, dalam 10 tahun terakhir kondisi warga di Kota Palembang memprihatinkan dari sisi kesejahteraan.

Hal ini disebabkan banyaknya faktor seperti banjir, jalan rusak, kemacetan, angka pengangguran tinggi, tingginya angka pungli, premanisme, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela.

Yudha menyebut Palembang butuh pemimpin yang tak memiliki beban masa lalu, yaitu pemimpin yang belum terkontaminasi oleh carut marut birokrasi yang tidak perlu.

"Intinya, Palembang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Padahal, pemerintah sebelum ini punya kesempatan memperbaiki itu semua. Palembang perlu pemimpin yang baru, yang tidak memiliki beban masa lalu," ungkapnya.

Yudha bersama Baharuddin pun menawarkan program bertajuk “Era Baru, Palembang Maju”, di mana keduanya ingin mengembalikan kejayaan Kota Palembang sebagai Kota Tertua di Indonesia yang pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Untuk mengembalikan kejayaan itu, dirinya akan fokus mengembangkan teknologi, seni, budaya, dan wisata di Kota Palembang, serta menata tepian Sungai Musi menjadi pusat kota.

"Kita akan membangun waterfront city yang menghubungkan ulu dan ilir sepanjang Jembatan Musi IV-Ampera-Musi VI sehingga masyarakat bisa melakukan aktivitas olahraga, mengembangkan UMKM, kuliner, ekspresi seni dan bangun hotel, pusat hiburan dan sebagainya," kata dia.

Untuk menunjang penataan tepian Sungai Musi, Yudha menawarkan integrasi wisata terpadu yang meliputi Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak (BKB), Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Masjid Agung Palembang, hingga Pasar 16 Ilir.

"Ini akan menjadi wajah baru kota tua Palembang yang bisa dijual ke wisatawan dalam dan luar negeri dalam sebuah wisata Musi terintegrasi," lanjutnya.

Kemudian, dirinya berencana menjadikan Pulau Kemaro seperti wisata Sentosa Island di Singapura, dan wilayah Agropolitan Pulokerto Gandus seperti di Mekarsari.

Untuk kesejahteraan di tingkat kecamatan, pihaknya juga akan membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan menyiapkan dana RT sebesar Rp50 juta-Rp100 juta per tahun untuk pembangunan.

"Dana itu bisa untuk pelatihan UMKM, penjualan online, tempat rekreasi, tempat olahraga dan sebagainya," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

program Wali Kota Palembang yudha Wisata Sungai Musi kota tertua sriwijaya