KETIK, SUMENEP – Museum Keraton yang terletak di kabupaten Sumenep makin digandrungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Selain menikmati keindahan alam di ujung timur Pulau Madura, para pelancong juga selalu menyempatkan diri untuk melihat peninggalan Keraton Sumenep yang disimpan dalam museum itu.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Mohammad Iksan mengatakan bahwa di Museum Keraton Sumenep memang menyimpan benda peninggalan sejarah, yang harus tetap dilestarikan.
Keberadaan benda-benda bersejarah itu merupakan bukti kejayaan kota keris itu pada masa lampau.
Dia mengatakan, bangunan Keraton Sumenep sendiri terdiri dari empat bangunan dan satu Pemandian Putri Taman Sare. Jika dilihat, ada lima bangunan sejarah di komplek keraton tersebut.
"Bagi wisatawan yang ingin melihat peninggalan sejarah secara langsung bisa datang ke sini," katanya pada Rabu (16/8/2024).
Wisatawan yang berkunjung akan masuk dari sebelah selatan. Diawali dengan mengunjungi komplek pemakaman Raja dan Bupati Sumenep. Mulai dari masa kepemimpinan Arya Wiraradja atau Banyak Wedi di tahun 1269 hingga 1292.
Pada periode kepemimpinan selanjutnya, ada Pangeran Djokotole, kemudian Tumenggung Tirtonegoro atau Bindara Saod tahun 1750-1762 sampai bupati saat ini.
"Wisatawan yang berkunjung ke sana bisa melihat langsung peninggalan raja terdahulu," tambahnya.
Salah satu ikon wisata sejarah yang harus dilihat adalah kereta adipati Arya Wiraradja. Kereta itu sudah berusia hampir seribu tahun.
Seperti diketahui, Arya Wiraraja memerintah Sumenep di akhir pemerintahan Kerajaan Singasari dan membantu pembentukan Kerajaan Majapahit.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat benda bersejarah peninggalan Sultan Abdur Rachman, cucu Bindara Saod yang memerintah Sumenep sejak abad ke-18.
Peninggalan itu antara lain ada Al Quran yang ditulis dalam semalam oleh Sultan Abdur Rachman. Ada juga kereta kuda hadiah dari Kerajaan Inggris.
Namun demikian, tidak semua sudut bangunan keraton Sumenep bisa dikunjungi wisatawan. Bangunan yang dibiarkan tertutup adalah tempat tidur para raja. Wisatawan yang datang hanya diizinkan melihatnya dari luar dengan cara mengintip di jendela kaca.
Tak ketinggalan, wisatawan juga harus berkunjung ke Taman Sare. Mereka biasanya mencuci muka di taman pemandian Potre Koning itu. Masyarakat meyakini, air kolam pemandian itu bisa membuat awet muda dan memudahkan jodoh. Mereka pun biasanya mencuci muka di pemandian itu.(*)