Datangi Bawaslu Sidoarjo, 10 Kades Deklarator Dukungan untuk Paslon 02 Mengaku Tidak Ada Arahan dari Siapa pun

Editor: Fathur Roziq

16 Februari 2024 10:40 16 Feb 2024 10:40

Thumbnail Datangi Bawaslu Sidoarjo, 10 Kades Deklarator Dukungan untuk Paslon 02 Mengaku Tidak Ada Arahan dari Siapa pun Watermark Ketik
Suasana permintaan klarifikasi terhadap para Kades di Kecamatan Buduran di Kantor Bawaslu Sidoarjo pada Jumat (16/2/2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Sidoarjo memintai keterangan 10 kepala desa (Kades) yang mendeklarasikan dukungan untuk Paslon 02, Prabowo-Gibran. Mereka kompak mengaku video yang viral itu dibuat pada Senin (29/1/2024). Tanpa arahan siapa pun. Pengakuan itu didalami Bawaslu Sidoarjo.

Sepuluh Kades itu mendatangi undangan klarifikasi Bawaslu Sidoarjo pada Jumat siang (16/2/2024). Sebenarnya, yang dipanggil sebelas Kades. Namun, seorang Kades, yaitu Khowiq, tidak hadir. Belum jelas alasan mengapa yang bersangkutan tidak hadir.

Sepuluh Kades yang hadir itu adalah Kades Banjarsari Muhammad Nidlomuddin, Kades Dukuhtengah Chusnul Arafiq, Kades Pagerwojo Mulyanto, Kades Sawohan Nurul Muntafatik, Kades Damarsih  Miftakhul Anwarudin, Kades Sidokerto Ali Nasikin, Kades Siwalanpanji Achmad Choiron, Kades Kemantren Erni Filliwati, Kades Prasung M. Syafi’iI, serta Kades Buduran M. Arifin.

Seorang Kades lagi telah hadir sehari sebelumnya, Kamis (15/2/2024). Dia adalah Kades Ental Sewu, Kecamatan Buduran, Sukriwanto. Sukriwanto dimintai keterangan hanya sekitar 30 menit. Adapun sepuluh Kades dimintai klarifikasi sekitar 1,5 jam oleh Bawaslu Sidoarjo.

Apa saja pengakuan mereka? Kades Damarsih Miftakhul Anwarudin mengatakan, video itu dibuat pada 29 Januari 2024. Tujuannya sebagai kenang-kenangan untuk delapan Kades yang akan purnatugas. Sifatnya spontan. Sebab, acara itu merupakan acara rutin arisan para Kades.

”Kami tidak tahu mengapa viral. Yang menyebarkan kami juga tidak tahu,” ungkap Anwarudin.

Di mana lokasi pembuatan video tersebut? Anwarudin menyebut Rumah Makan Tamor, Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran. Itu spontanitas. Tidak ada arahan dari siapa pun. Waktunya juga lebih dulu.

Soal ada kemiripan dengan Deklarasi Santri Nderek Kiai keluarga Ponpes Bumi Sholawat, Anwarudin mengaku tidak tahu-menahu. Yang pasti, video itu dibuat bukan setelah Deklarasi Santri Nderek Kiai pada Senin (5/2/2024) yang diadakan keluarga Ponpes Bumi Sholawat. Video itu dipastikan direkam sebelumnya, yaitu Senin, 29 Januari 2024.  

Ketua Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Sidoarjo Agung Nugraha mengatakan, pemanggilan 12 Kades itu merupakan upaya untuk mendalami informasi awal. Ini adalah tindak lanjut laporan Komunitas Kawal Pemilu Jurdil Sidoarjo pada Senin (12/2/2024).

Pendalaman dilakukan, antara lain, soal tempat, waktu, dan isi pertemuan para Kades tersebut. Nantinya, informasi ini dibawa ke rapat pimpinan di tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu) Pemilu 2024. Benar atau tidak ada pelanggaran dalam Deklarasi Nderek Kiai, Nderek Bupati yang dilakukan para Kades.

”Setelah ini kita cari konklusinya. Kalau jadi temuan, semuanya akan kita panggil lagi,” tegas Agung Nugraha.

Sebelumnya, Kades Ental Sewu Sukriwanto juga telah mendatangi Kantor Bawaslu Sidoarjo, di Jalan Pahlawan, pada Kamis  (15/2/2024) sekitar pukul 13.00. Dia diterima dan ditanyai oleh Yahya, petugas Bawaslu Sidoarjo. Sukriwanto menjawab berbagai pertanyaan tentang video viral itu.

Kepada petugas Bawaslu Sidoarjo, Sukriwanto membenarkan bahwa 12 orang dalam video itu adalah para kepala desa (Kades). Mereka memimpin desa-desa di Kecamatan Buduran. Sukriwanto juga mengakui memang ada deklarasi dukungan untuk paslon 02 tersebut. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

pemilu2024 pilpres2024 Bawaslu Sidoarjo Kades Bluru sidoarjo Video viral Kades