KETIK, PACITAN – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pacitan, Ronny Wahyono mengingatkan bahwa penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur harus disiapkan sesegera mungkin. Hal ini agar tidak terjadi permasalahan sampah yang lebih besar.
"Memang ini harus kita kelola sedini mungkin. Jadi jangan sampai kita menunggu sampah menumpuk, lalu baru kita kerjakan. Karena namanya sampah ini setiap hari pasti ada," tegas Ronny Wahyono, Selasa, (11/7/2023).
Pun bertambahnya jumlah penduduk, kata Ronny, maka tonase sampah semakin lama, bakal tambah besar. Apalagi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pacitan, kini hampir tak kuat menampung banyaknya tumpukan sampah yang masuk setiap harinya.
"TPA kita sendiri memang sudah overload. Makanya kemarin ada penambahan TPA (tampungan)," imbuh Ronny
Meskipun membutuhkan biaya BBM yang cukup banyak, tambah Ronny, hal itu memang tugas Pemerintah Daerah, dalam mengambil sampah untuk dibawa ke TPA.
"Ya, jadi memang itu adalah salah satu kewajiban, hal yang wajib. Meski sekarang tidak boleh kalau mobil Pemda itu memakai solar bersubsidi. Sehingga juga menambah kos atau beban biaya BBM itu sendiri. Jadi ini memang salah satu hal yang perlu dilakukan," tambah Ronny.
Namun, terdapat alternatif lainnya, kata Ronny, misalkan sampah ini dikerjasamakan dengan pihak ketiga laiknya di Surabaya.
"Kemarin kami, setelah dibandingkan di sana, bahwasannya di Surabaya ada beberapa tempat yang kerjasama dengan investor (pihak ketiga), dengan sistem Build, Operate, Transfer selama 20 tahun," ungkap Ronny.
Pihak swasta tersebut membangun fasilitas, papar Ronny, kemudian segala pengelolaan dilakukan oleh swasta. Swasta mendapatkan untung dari penghasilan sampah yang dirubah menjadi listrik untuk dijual ke PLN.
"Tapi tentu saja harus juga dilihat perbandingannya. Kota Surabaya dengan sampah yang begitu banyak sehingga akhirnya bisa menghasilkan juga listrik, dan menghasilkan pendapatan, sehingga bisa menarik minat investor," tambah Ronny lagi.
Namun di Kabupaten Pacitan , hal tersebut tentu juga harus dilakukan studi penelitian dahulu sebelum dilakukan kerjasama. Terkait kuantitas sampah, maupun jenis sampah.
"Yang jelas, syarat utamanya, dapat menarik perhatian dari investor untuk mengurangi sampah atau tidak," kata Ronny.
Tak hanya itu, kata Ronny, pengelolaan sampah di daerah lain memang bermacam-macam. Namun, salah satu hal yang pasti, sampah merupakan sesuatu yang harus kita tangani.
"Jangan menunggu sampai menggunung. Tetapi memang harus ditata sedari awal," tegas Ronny lagi.
Tak cukup sampai disitu, menurut Ronny, kegiatan sosialisasi perlu juga dilakukan. Agar masyarakat memiliki kesadaran memilah sampah di rumahnya masing-masing.
Sehingga plastik yang dapat di daur ulang dipisahkan, dan organik atau sisa-sisa makanan dapat difungsikan sebagai pupuk alami/kompos. "Sehingga juga akhirnya bisa menghasilkan apa keuntungan dari situ," papar Ronny.
Sekali lagi, Ronny menjelaskan, Pemerintah Daerah itu tugasnnya adalah memfasilitasi, dan mengedukasi masyarakat, dengan harapan, pengelolaan sampah dapat sesegera dikelola dengan baik, pun setiap elemen dalam hal ini juga turut mendukung
"Harapannya problem sampah ini bisa ditanggulangi secara bersama -sama, baik masyarakat, dunia usaha maupun Pemda Pacitan," harap Ronny. (*)