Cara Mahasiswa dan Dosen Unusa Kembalikan Mental ODGJ

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Mustopa

23 Desember 2024 10:28 23 Des 2024 10:28

Thumbnail Cara Mahasiswa dan Dosen Unusa Kembalikan Mental ODGJ Watermark Ketik
Mahasiwa dan dokter Unusa memberikan pelatihan membuat telur asin kepada ODGJ, Senin, 23 Desember 2024. (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Sejumlah dosen serta dokter dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan pelatihan membuat telur asin kepada pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Langkah ini sebagai salah satu cara pemulihan mental dengan melatih keterampilan.

"Obat bikin stabil, tapi enggak bikin pinter. Tapi diberi pelatihan saja tanpa diawali pengobatan juga berisiko menambah stres dan berpeluang kambuh. Keduanya harus saling melengkapi,” tegas Dosen FK Unusa dr Hafid Algristian, Senin, 23 Desember 2024.

Pelatihan keterampilan ini menjadi bagian dari terapi vokasional berbasis industri agar nantinya pasien bisa sembuh serta memiliki kemampuan hal kreatif.

"Tiga atau empat tahun terakhir ini kami membuat program pemberdayaan kuliner bagi ODGJ dan keluarganya. Hasilnya cukup bagus perkembangannya bisa begitu cepat sembuh,” terang Hafid.

Berawal dari terapi okupasi kelompok berbasis komunitas, hingga saat ini berpotensi menuju komersialisasi. “Kami mendorong tiap keluarga mempelajari upaya dari terapis-terapis kami, agar bisa dilanjutkan di rumah,” ungkapnya.

Beberapa keluarga ODGJ secara konsisten memproduksi telur asin di rumah, dan mendapatkan satu-dua pesanan dari tetangganya. Peluang inilah yang ditangkap Hafid dan timnya untuk melanjutkan upaya terapi menjadi industri rumah tangga.

“Kami bersyukur tahun ini dipercaya Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi mengelola dana hibah untuk melanjutkan program pemberdayaan ini,” bebernya.

“Kami melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai bidang ilmu, termasuk kesehatan, manajemen, dan sistem informasi,” ungkapnya.

Langkah untuk melatih ODGJ sembuh dengan cara membuat pelatihan sempat diremehkan dan dianggap tidak akan berhasil bahkan dari anggota tim sendiri.

Seorang mahasiswi semester tiga FK Unusa Chanta Natasha Lorenza Pereira juga mengungkapkan hal yang sama. “Awalnya saya skeptis, sih,” ungkapnya.

Setelah terjun ke lapangan, Chanta sendiri meyakinkan teman-teman mahasiswanya untuk menunda asumsi negatif tersebut.

“Saya tidak mau berekspektasi, tapi saya mau belajar. Di tim saya ada kakak kelas yang sudah lama terjun lapangan bersama Dokter Hafid dan timnya. Jadi saya yakin saya belajar dari yang terbaik,” ungkapnya.

Setelah tiga bulan berturut-turut turun lapangan mendampingi ODGJ, mahasiswi blasteran Malang dan Timor-Leste ini melihat bahwa ODGJ dan keluarganya mampu memproduksi telur asin layaknya orang pada umumnya.

“Qadarullah ada pesanan pertama sebanyak 500 butir telur asin, dua minggu kemudian ada pesanan 100-300 butir lagi,” kenangnya.

Kegiatan ini melampaui dari sekadar pelatihan, namun juga menjadi wadah bagi keluarga ODGJ untuk berkarya dan memperoleh penghasilan tambahan.

"Mereka percaya bahwa dengan dukungan yang benar, ODGJ dapat hidup mandiri dan produktif," pungkas Hafid.(*)

Tombol Google News

Tags:

ODGJ bikin Telur asin ODGJ Unusa FK Unusa Kedokteran Unusa