KETIK, JAKARTA – Ban bocor kerap kali menjadi hambatan bagi pengemudi. Penyebab dominan adalah akibat tertusuk paku, sehingga udara dalam ban keluar.
Permasalahan tersebut menjadi atensi perusahaan otomotif khususnya di bidang ban. Produsen ban tengah mengembangkan teknologi ban tanpa udara. Inovasi ini diklaim akan menjadi teknologi otomotif masa depan yang futuristik dan gagah.
Michelin, produsen ban ternama, secara terbuka mengumumkan soal ban tanpa udara yang disebut Unique Puncture-proof Tire System (Uptis). Perusahaan asal Prancis itu menargetkan produksi ban tanpa udara mulai 2024 mendatang.
Ban tanpa udara adalah inovasi teknologi untuk mendukung industri otomotif masa depan yang lebih smart, efisien dan anti bocor.
Ketika ban anti bocor karena tak lagi terisi udara, pengemudi tidak perlu lagi membawa ban serep selama perjalanan. Namun pengemudi tetap wajib mengecek kondisi ban kendaraannya.
Sebab, pihak produsen menyebut tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama ban tanpa udara akan bertahan. Ban tanpa udara disebut dapat bertahan sekitar tiga kali lebih lama dari ban konvensional.
Idealnya, pengemudi harus memeriksa ban maksimal lima tahun. Michelin berharap tapak ban bisa bertahan dua hingga tiga kali lebih lama dari ban konvensional. Sebab, pengemudi bisa mengganti karet tapak di sekitar lingkar luar ban saja jika ban sudah aus.
Keuntungan lain yang diklaim pihak produsen adalah ban tanpa udara ini dinilai ramah lingkungan sebab material yang digunakan dapat didaur ulang.
Selain tak perlu ban serep dan tambah ban, ban tanpa udara ini dinilai membuat penggunanya lebih produktif. Ya, tentu hal ini disebabkan pengemudi tak perlu lagi buang-buang waktu tambal ban atau ganti ban serep.
Ban tanpa udara milik Michelin bakal dijual dengan harga di kisaran Rp622 ribu sampai Rp1 juta per ban. Angka ini cukup menggiurkan bagi pengguna kendaraan karena dapat menekan biaya perawatan ban. (*)