KETIK, MALANG – Calon Doktor dari Universitas Islam Malang (Unisma) melawat ke salah satu pondok pesantren di Malaysia, yakni Pondok Hidayatul Mubtadi'ien wa Tahfidzul Quran. Lawatan Muhibah tersebut dalam rangka silaturahmi dan bertukar pikiran.
Pimpinan pondok, Ustad Syamsul Bahary Al Adni hadir dalam memimpin berlangsungnya kegiatan. Banyak peserta saling berbagi pesan dan kesan tentang perjalanan spiritual dan pendidikan yang telah dilalui.
"Kegiatan silaturrahim ini tidak hanya memperkuat ikatan kekeluargaan antara pengasuh, santri, dan ustaz, tetapi juga menjadi sarana untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman," ujar Ustad Syamsul.
Di pondok tersebut memiliki 34 santri yang aktif menimba ilmu. Para mahasiswa Program Doktoral Unisma Malang pun cukup terkesan dengan kegiatan yang ada di Pondok Hidayatul Mubtadi'ien wa Tahfidzul Quran.
Para santri di Pondok Hidayatul Mubtadi'ien wa Tahfidzul Quran bersama Calon Doktor dari Unisma. (Foto: Unisma)
Salah satu mahasiswa Unisma, KH. Abdus Shomad, M.Pd, turut memberikan pesan dan kesan. Menurutnya kegiatan tersebut merupakan inspirasi dan motivasi bagi semua yang hadir.
"Pendidikan dan pengembangan diri dalam konteks keagamaan ini sangat penting. Menunjukkan betapa pentingnya pondok pesantren dalam membentuk karakter dan keilmuan para santrinya," ujar Shomad.
Kegiatan tersebut menjadi kesempatan bagi santri untuk belajar dari pengalaman para ustaz yang telah berkecimpung dalam dunia pendidikan dan keagamaan. Interaksi yang terjalin menjadi jembatan pengetahuan anyara nilai tradisional san modern.
"Pondok Hidayatul Mubtadiiin wa Tahfidzul Quran tidak hanya menjadi tempat untuk mempelajari ilmu-ilmu keagamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk membangun karakter dan kepemimpinan yang kuat di masa depan," lanjutnya.
Pondok Hidayatul Mubtadi'ien Wa Tahfidzul Quran Datuk Haji Abdul Kadir Hassan merupakan pesantren yang berkomitmen terhadap pengembangan generasi muda dengan fokus pada pembinaan santri laki-laki.
Terdapat tiga orang hafidz Qur'an yang berhasil lulus dari pondok tersebut. Kini lulusan itu tengah membimbing tiga santri lainnya dalam perjalanan menjadi penghafal Al-Quran.
Para santri juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Timur Tengah. Pihak pondok akan mengirimkan santri ke Nirboyo, Jawa Timur sebelum berangkat studi di luar negeri.
Hal tersebut mencerminkan pengakuan internasional terhadap kualitas pendidikan pesantren di Indonesia.
Cari tahu dan pantau perkembangan berita terbaru dari Unisma melalui situs resminya di https://unisma.ac.id/.(*)