KETIK, SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo menetapkan empat desa di Kecamatan Tanggulangin sebagai wilayah tanggap darutat bencana banjir. Air bah menggenangi rumah warga. Mereka pun mengungsi. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor memenuhi kebutuhan korban banjir dan mencari solusi untuk mengatasi genangan air.
Empat desa darurat itu ialah Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjarasri, dan Desa Kalidawir. Hujan deras terus mengguyur. Desa- desa tersebut tergenang air hingga beberapa hari terakhir. Rumah, jalan, sekolah kebanjiran.
Genangan air mencapai puncaknya pada Sabtu sore (17/2). Banjir semakin meninggi. Yang paling tinggi ada di Desa Kedungbanteng. Air mencapai sekitar 30 sentimeter. Rumah-rumah warga kebanjiran. Sebagian warga telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Mereka ditampung di Balai Desa Kedungbanteng dan Balai RT 08. Masing-masing 25 warga di balai desa dan 38 warga di balai RT. Mereka perlu perhatian. Sabtu malam (17/2/2024), Gus Muhdlor datang menjenguk warganya di dua tempat pengungsian tersebut.
Gus Muhdlor bertanya kepada warga apa saja kebutuhan mereka. Semuanya mereka dipenuhi. Mulai kebutuhan air bersih sampai bantuan makanan. Bantuan pengungsi berupa makanan siap saji, biskuit, terpal, bantal, matras, dan kasur lipat. Semua sudah diserahkan.
Warga Desa Kedungbanteng yang mengungsi di balai desa diberi 20 bantal, 20 selimut, serta 3 terpal. Kepada pengungsi di balai RT 08, diberikan 4 kasur, 10 dus makanan siap saji, 20 selimut, serta 15 matras, dan 15 bantal.
Tanggap Darurat Bencana Banjir akan terus berkoordinasi dengan berabgai pihak, terutama dengan perangkat desa terdampak. Seluruh jajaran Pemkab Sidoarjo dikerahkan demi membantu masyarakat dan menangani keadaan. BPBD Sidoarjo, Dinas Sosial Sidoarjo, Dinas Kesehatan Sidoarjo, serta Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo. Termasuk, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo siap meringankan beban warga.
”Kita akan gunakan anggaran BTT (belanja tidak terduga) untuk menangani bencana ini,” kata Gus Muhdlor.
Tidak hanya menyambangi warga yang mengungsi. Gus Muhdlor juga memantau kondisi genangan air di empat desa tersebut. Berbagai upaya meminimalkan genangan air sudah dilakukan Pemkab Sidoarjo. Baik peninggian tanah maupun pembangunan rumah pompa.
Masalahnya, lanjut Gus Muhdlor, genangan air yang selalu terjadi di empat desa tersebut terjadi bukan hanya karena faktor cuaca. Faktor alam, yaitu penurunan tanah, di wilayah itu juga menjadi penyebab.
”Masalahnya itu subsidence (penurunan muka tanah) tahun ini berapa. Itu yang mengkhawatirkan,” ungkap Gus Muhdlor.
Bupati Gus Muhdlor diboncengkan oleh Camat Tanggulangin Sabino Mariano turun ke lokasi banjir di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin pada Sabtu malam (17/2/2024). (Foto: Dinas Kominfo Sidoarjo)
Bagaimana penanganan banjir selanjutnya? Gus Muhdlor menjelaskan, pengatasan banjir air di empat desa itu akan dilakukan dengan mengoptimalkan pompa air di Desa Kedungbateng dan desa lain.
Pompa-pompa air difungsikan dengan maksimal. Kemampuan menyedot genangan air juga akan ditambah. Pada musim hujan 2024 ini, genangan air lebih tinggi daripada kejadian sebelum-sebelumnya.
Selain itu, penanggulan sungai juga akan menjadi pertimbangan. Tujuannya, agar sungai mampu menampung secara maksimal genangan air yang disedot dari permukiman warga. Di antaranya, penanggulan Afvoer Kedungbanteng sepanjang 800 meter di setiap sisi akan dilaksanakan pada 2025.
”Tapi, tahun ini ada penanggulan sepanjang 200 meter,” tambah Gus Muhdlor. (*)