KETIK, KAIMANA – Bupati Kabupaten Kaimana, Freddy Thie, menegaskan pentingnya toleransi dan keharmonisan antar umat beragama di Kaimana dalam acara Hadrat Idul Fitri yang digelar pada 11 April 2024.
Ia menjadikan momen ini sebagai platform untuk merespons kritik yang muncul di media sosial terkait aktivitasnya selama Ramadan dan Paskah.
Sebagai seorang Kristen, Bupati Thie merasa tidak ada yang salah dalam berbagi dan berpartisipasi dalam kegiatan umat Muslim, seperti Dendang Sahur yang diadakan di Rumah Dinas Bupati.
"Saya sebagai seorang Kristen, salahkah saya berbagi kepada basodara Muslim? Salahkah saya sebagai pribadi maupun sebagai Bupati menjadi teladan ataupun simbol toleransi di negeri ini?," tanya Bupati Thie, menanggapi komentar negatif yang ditujukan kepadanya.
Bupati Freddy Thie saat melepas rombongan dendang sahur di rumah dinas bupati (foto Humas Pemkab Kaimana/Ketik.co.id)
Menurut Bupati Thie, berbagi dan berpartisipasi dalam kegiatan umat Muslim, dari Dendang Sahur hingga Hadrah, adalah hal yang sangat positif.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh tokoh agama, tokoh adat, dan pemuda untuk terus menjaga kerukunan antar umat beragama.
Selain itu, Bupati Thie juga menyoroti keunikan tradisi Hadrah Idul Fitri di Kaimana dibandingkan dengan daerah lain.
"Kalau kita lihat di daerah lain di Maluku, Hadrat itu dilakukan ketika menaikkan tiang Alif, acara sunatan, pernikahan, bahkan menjemput tamu yang dianggap terhormat. Tapi di Kaimana, Hadrat dilakukan setelah Idul Fitri yang telah dilakukan sejak dulu kita punya orang tua-tua," jelasnya.
Bupati Freddy Thie menunjukkan bahwa toleransi dan keharmonisan antar umat beragama bukan hanya penting, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya dan tradisi Kaimana. (*)