KETIK, HALMAHERA TIMUR – Selain melakukan upaya pengamanan di salah satu perusahaan tambang, polisi di Maluku Utara juga terlibat dalam urusan kemanusiaan.
Hal tersebut dibuktikan oleh Efendi Iskandar, Bhabinkamtibmas di Desa Jikomoi Polsek Wasilei Selatan, Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara (Malut)
Bertemu dengan orang suku Tagutil di pedalaman Hutan Halmahera Wasilei bukan hal mudah. Menurut Efendi, suku yang telah bermukim di hutan Halmahera sejak ribuan tahun lalu itu bisa ditemui dengan menempuh jarak kurang lebih 14 sampai 29 kilometer menyisir hutan dan area pegunungan.
"Orang suku Tagutil Boenk itu bermukim di hutan Wasiley Selatan. Tepatnya di seputaran puncak Gunung Tofu atau di seputaran air kali Sangaji," kata Efendi kepada Ketik.co.id Minggu, (18/6/2023)
Dalam perjumpaan dengan orang suku Tagutil, Efendi tak sendiri. Ia ditemani beberapa anggota polisi lainnya.
Polisi yang yang karib disapa Efen ini, membeberkan bahwa Ia dan beberapa anggota polisi lainnya senang bisa berbagi dengan orang suku Tagutil. Meski tak banyak yang diberikan, bagi Efen, hal kemanusiaan harus lebih di utamakan.
"Tidak banyak yang kami berikan untuk memenuhi kebutuhan orang suku Tagutil. Untuk penerangan di malam hari kami berikan senter. Selain itu, berupa makanan ringan, pakaian, dan lainnya," ujar Efen.
Efen juga mengaku agak kesulitan berkomunikasi dengan orang suku Tagutil di pedalaman Hutan Halamhera Wasilei Selatan. Itu karena, mereka masih menggunakan bahasa salah satu suku di Maluku Utara yakni suku Tobelo Galela. Sehingga dalam berkomunikasi dengan orang suku Tagotil harus menggunakan penerjemah yang mengerti bahasa suku Tobelo Galela.
Anggota Polsek Wasilei Selatan berfoto Meme, suku Tagutil. (Foto: Efendi Iskandar for Ketik.co.id)
Aerani atau Meme misalnya. Dia adalah salah satu orang Tagutil yang sudah menggunakan pakaian. Dia dengan mudah berkomunikasi dengan masyarakat sekitar Wasilei Selatan.
"Sebelumnya orang Tagutil ini belum dapat pakaian yang layak. Seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa pihak yang datang memberikan bantuan termasuk kami anggota polisi. Sehingga sekarang orang suku Tagutil sudah berpakaian. Contohnya Meme dan Turaji. Sebelumnya mereka belum berpakaian. Namun Alhamdulillah sekarang sudah, karena kami berikan pakaian" Efen mengakhiri ceritanya. (*)