KETIK, JAKARTA – Pemimpin Gereja Katolik Dunia Sri Paus Fransiskus menemui Presiden Joko Widodo. Paus memberikan pesan melalui pembahasan tentang unsur kekerasan yang disebabkan karena penguasa ingin menyeragamkan segala sesuatu.
"Kadang-kadang, ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam negara-negara karena mereka yang berkuasa ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka," kata Paus Fransiskus dikutip dari Kanal Youtube Komsos KWI pada Rabu 4 September 2024.
Paus Fransiskus juga menyinggung kurangnya komitmen akan prinsip yang ada di Pancasila yaitu penerapan keadilan sosial.
"Akibatnya, sebagian besar umat manusia terpinggirkan, tanpa sarana untuk menjalani hidup yang bermartabat dan tanpa perlindungan dari ketimpangan sosial yang serius dan bertumbuh, yang memicu konflik-konflik yang parah," ujarnya.
Dia juga mengapresiasi komitmen perdamaian Indonesia di pembukaan konstitusi. Menurutnya, Indonesia punya modal baik dalam urusan toleransi dan perdamaian.
"Semoga Allah memberkati Indonesia dengan perdamaian, demi masa depan penuh harapan. Allah memberkati Anda sekalian," kata Paus
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.
Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik akan berlangsung selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 sekaligus akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.(*)