KETIK, SURABAYA – Pasukan Ukraina semakin menunjukkan taringnya dengan berhasil mendepak tentara Rusia dari Lyman, kota kunci di Donetsk, dan dua wilayah di Kherson selama akhir pekan kemarin.
Bagi banyak pihak, kesuksesan tentara Ukraina ini semakin meyakinkan bahwa pasukan Rusia sebenarnya semakin putus asa melancarkan invasi.
Kesuksesan militer Ukraina kian meluas sejak melancarkan serangan balasan sejak awal September lalu. Pasukan Presiden Volodymyr Zelensky akhirnya berhasil menendang pasukan Rusia seluruhnya dari Kharkiv.
Kemenangan Ukraina itu membuat jumlah wilayah yang diduduki pasukan Rusia semakin sedikit jika dibandingkan masa-masa awal invasi.
Berdasarkan analisis data Institut Studi Perang (ISW), di awal invasi Rusia berhasil menguasai seperlima wilayah Ukraina, atau sekitar 119 ribu kilometer persegi.
Namun, tujuh bulan setelah perang berlangsung, tanah yang dikuasai Rusia berkurang sekitar 3.000 km persegi ketimbang lima hari pertama invasi berlangsung pada Februari 2022 lalu.
Menurut sejumlah analisis, pencaplokan empat wilayah Ukraina yang dilakukan Rusia baru-baru ini juga hanyalah usaha Presiden Vladimir Putin mengamankan wilayah Ukraina yang telah mereka rebut.
Sementara itu, Rusia sendiri mengklaim empat wilayah Ukraina yang dicaplok yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, menjadi bagian dari kekuasaan mereka berdasarkan referendum yang dilakukan akhir September lalu.
Upaya Rusia yang tampak "buru-buru" mengamankan wilayah kekuasaan mereka di Ukraina tak lepas dari sejumlah titik balik peristiwa.
Ubah Fokus Perang
Pergerakan pasukan Rusia mulai tampak mengendur dan tidak fokus sejak awal April. Kala itu, pasukan Rusia memutuskan mengubah fokus perang yang semula berupaya menduduki Ibu Kota Kyiv menjadi menguasai Donbas dan wilayah timur Ukraina saja.
Sejak itu, Rusia menarik semua pasukannya di sekeliling Kyiv dan membuat Moskow kehilangan 40 persen wilayah yang mereka duduki di awal invasi.
Unit-unit Rusia di Kyiv, Chernihiv, dan Sumy semuanya ditarik. Rusia kemudian memfokuskan serangan untuk menguasai Donbas dan mengalahkan pertahanan Ukraina di Mariupol.
Sejumlah analisis saat itu menganggap perubahan fokus ini dilakukan lantaran Rusia tidak menyangka bahwa pertahanan pasukan Ukraina bisa rapat mengamankan ibu kota sampai sulit ditembus.
Padahal, Rusia kala itu berhasil menguasai zona eksklusif Chernobyl dan wilayah selatan Ukraina, termasuk Kherson.
Bulan-bulan setelahnya, Rusia juga gagal mendapatkan kemenangan substansial.
Sejak April, pasukan Rusia juga secara keseluruhan hanya bisa menduduki 1.000 kilometer persegi wilayah Ukraina. (*)