KETIK, MALANG – Penyebaran pendidikan mengenai inklusifitas beragama terus digaungkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA.
Pendidikan tersebut ia sampaikan saat menjadi dosen tamu di Institute of Science Innovation and Culture (ISIC) Rajamangala University of Technology Krungthep (RMUTK) Thailand.
Mulai dari dosen, mahasiswa program studi Global Buddhism, Education and Society dan sivitas akademika lain turut menyimak kuliah umum bertajuk “Inclusive Religious Education towards a Peaceful Society (Indonesia Case)” pada Kamis (25/04/2024) di Auditorium Gedung Kreatif Lantai 5 itu.
Secara garis besar Prof Zainudin menjelaskan pendidikan agama yang inklusif penting dalam moderasi beragama di Indonesia. Namun, kekuatan pendidikan agama belum signifikan sebab masih kalah dengan kekuatan bisnis dan politik.
Bercermin dari Indonesia, kesatuan dan keragaman menjadi landasan filosofis bagi inklusifitas pendidikan. Pendidikan agama yang inklusif menjadi perhatian umat khususnya dalam prinsip keterbukaan, egalitarianisme, dan tidak diskriminatif terhadap golongan manapun.
"Penting untuk menanamkan semangat pendidikan inklusif-multikultural. Tentunya guna menciptakan masyarakat Indonesia yang bermartabat dan sadar akan kekayaan multikultural," ucapnya.
Selain itu dari kunjungannya ke Negeri Gajah, Prof Zainudin juga menegaskan kolaborasi lintas agama merupakan bagian tak terelakkan untuk merawat kebenaran di Indonesia.
"Ini menjadi upaya kita dalam membangun pluralitas agama. Tentu diimbangi dengan semangat pemahaman toleransi dan harmonisasi melalui peran guru sebagai teladan," lanjutnya.
Dari hasil kuliah tamu yang cukup interaktif tersebut, tak hanya menghasilkan diskursus yang menambah wawasan keilmuan mengenai moderasi beragama. Pertanyaan dari peserta bahkan mengundang reaksi positif untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan UIN Malang.
Prof Zainuddin berharap kolaborasi tersebut dapat memperkuat nilai-nilai moderasi beragama dan semangat inklusif-multikultural dalam pendidikan. Selain itu juga menciptakan masyarakat yang lebih bermartabat dan harmonis di Indonesia bahkan dunia. (*)