Bentuk Cinta ke Eri Cahyadi, Presidium Serukan Pilih Kotak Kosong di Pilwali Surabaya

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

7 Oktober 2024 16:47 7 Okt 2024 16:47

Thumbnail Bentuk Cinta ke Eri Cahyadi, Presidium Serukan Pilih Kotak Kosong di Pilwali Surabaya Watermark Ketik
Para pendukung kotak kosong di Pilwali Surabaya 2024. (6/10/2024). (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2024 dipastikan hanya diikuti satu pasang. Sebab, semua partai politik -baik pemilik kursi di DPRD Surabaya maupun non parlemen- secara resmi menyalurkan dukungannya kepada pasangan petahana, Eri Cahyadi- Armuji (Erji). 

Akibatnya, Surabaya menjadi salah satu daerah di Indonesia yang dalam Pilkada 2024 ini menyertakan kotak kosong sebagai 'lawan tanding' calon tunggal. 

Sikap seluruh partai di Surabaya ini rupanya tidak sepenuhnya linear dengan aspirasi masyarakat. Sebagian warga Surabaya yang menolak calon tunggal mendeklarasikan gerakan 'Kotak Kosong Surabaya'. 

Mereka berkampanye agar warga Surabaya berperan memenangkan kotak kosong di Pilwali 2024. 

Presdium Kotak Kosong Surabaya, drg David Andreasmito beralasan, pemilihan kotak kosong di Pilwali Surabaya 2024 ini adalah sebuah 'bentuk cinta' kepada Eri Cahyadi.

Ia menyindir, terjadinya kotak kosong merupakan rekayasa dari petahana. 

"Kami sepakat mendukung ciptaan Mas Eri, mendukung kotak kosong. Kalau cinta sama Eri ya coblos kotak kosong, kalau tidak suka sama Eri, ya coblos kotak kosong," ujarnya saat ditemui di Hedon Estate pada Minggu 7 Oktober 2024.

 

Foto Presdium Kotak Kosong Surabaya drg David Andreasmito. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Presdium Kotak Kosong Surabaya drg David Andreasmito (kiri). (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

 

David mensinyalir, terjadinya kotak kosong seolah-olah dibuat oleh Cawali Eri Cahyadi. Sehingga Surabaya dengan jumlah penduduk hampir 3 juta jiwa, hanya mencalonkan 1 pasangan.

Gerakan untuk memilih kotak kosong ini menurut David, sebagai wadah penyaluran aspirasi warga yang merasa tidak puas dengan kinerja Eri selama menjabat. 

Pemilihan kotak kosong ini, menurut David, mencerminkan mekanisme demokratis yang memberikan ruang bagi warga untuk menolak calon yang dianggap tidak mewakili aspirasi mereka, meskipun tidak ada pesaing lain di pemilihan.

David menilai, saat ini Eri Cahyadi takut dengan keberadaan kotak kosong. Padahal kotak kosong adalah buatan dan ciptaanya sendiri.

"Jadi saya berpikir fenomena ini langka ya. Hal yang awalnya nampak yang istimewa untuk Eri, tapi terakhir-terakhir kok dia takut dengan ciptannya sendiri," tutur pria yang juga pengusaha Alat Kesehatan ini.

David juga menyayangkan mengapa dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya tidak melakukan sosialisasi mengenai pencoblosan kotak kosong.

"KPU nanti mengajari bagaimana cara mencoblos bagaimana caranya mencoblos paslon 1, bagaimana paslon 2 yang notabenenya kotak kosong. Selama KPU tidak menjelaskan sama aja demokrasi ini tidak jalan," tegas David.

David menyarankan masyarakat yang tidak sejalan dengan Eri-Armuji agar tidak golput. Masyarakat diharapkan tetap datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos kotak kosong.

"Mas Eri sudah menciptakan kotak kosong, itu harus dihargai, Mas Eri pun akan senang bahwa ciptaanya itu nanti dihargai. Pilihen, jangan golput," terang David.

Tokoh pendukung kotak kosong lain di Surabaya, Singky Soewadji mengungkapkan, berdasarkan penelitiannya, ia mengklaim, sekitar 85 persen tidak menyukai Eri Cahyadi. Terutama dari kalangan ASN. 

"Mereka ngomong, mereka itu sakit hati sama Eri, saya ngomong 85 persen (tidak menyukai) itu dibantah sama mereka, di Pemkot yang suka sama Eri itu cuma 7 persen," tuturnya.

Tombol Google News

Tags:

Kotak kosong Surabaya drg David Andreasmito Erji Eri Cahyadi Eri Surabaya KPU Surabaya