KETIK, LUMAJANG – Batu-batu besar dan sedang bekas galian tambang pasir dianjurkan untuk ditepikan agar bermanfaat untuk memperkuat tepian aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru, sehingga jika terjadi hujan deras tidak sampai menggerus tepian DAS Semeru.
Hal ini disampaikan oleh Sekda Lumajang Drs. Agus Triono M.Si kepada media ini, agar dampak banjir bisa diminimalisir dan tidak merusakan lahan dan pemukiman masyarakat.
“Memang sebagian ada yang sudah melakukan itu, tapi masih ada juga sebagian penambang yang membiarkan batu-batu besar itu berada di tengah DAS setelah diambil pasirnya,” kata Sekda Lumajang.
Diharapkan, jika tepian DAS cukup kuat, maka aliran air yang turun dari lereng Semeru tetap berada dijalurkan, dan dampak banjir terus bisa diminimalisir.
“Sekarang ini masih belum sampai kepada curah hujan dengan intensitas tinggi. Mungkin tiga empat bulan lagi, curah hujan akan semakin tinggi, maka antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk oleh para pemilik izin tambang,” kata Sekda Lumajang Agus Triono.
Sementara itu Ketua Himpunan Penambang Batuan Indonesia (HPBI) Lumajang Jamal Abdullah mengatakan, usaha menepikan batu besar dan sedang itu sebenarnya sudah dilakukan oleh para penambang di Lumajang. Karena jika tidak ditepikan akan mempersulit proses pengambilan pasir.
“Saya kira itu sudah dilakukan oleh sebagian besar penambang, kalau ada yang belum melakukan itu mungkin satu dua penambang ya,” ujar Jamal Abdullah.
Senada dengan Sekda Lumajang Agus Triono, Jamal Abdullah juga berharap agar pada musim penghujan mendatang tidak sampai terjadi luapan air yang besar agar tidak menimbulkan banjir seperti 7 Juli lalu.
Sebagaimana diketahui, akibat curah hujan yang tinggi 7 Juli lalu menyebabkan banjir yang memutus lima jembatan, menyebabkan longsor dengan tiga orang meninggal dunia, dan sebagian diantaranya juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur lainnya.(*)