KETIK, SURABAYA – Masjid Al-Falah Surabaya yang terletak di Jl. Raya Darmo No.137 A, Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur memiliki sejarah yang panjang.
Masjid Al Falah adalah salah satu masjid yang populer di Surabaya. Selain letaknya strategis, masjid ini mempunyai banyak program sehingga masjid selalu ramai dipenuhi jemaah.
Masjid ini didirikan di atas tanah seluas 3.206 m. Masjid ini diresmikan pada 27 September 1973 M, bertepatan dengan 1 Ramadan 1393 H.
Peresmian masjid ini ditandai dengan salat tarawih yang pertama dan keesokan harinya dilakukan salat Jumat yang pertama dengan khatib dan imam Prof. K.H. M. Syafi’i Abdulkarim.
Masjid yang memiliki arti kemenangan ini, sarat dengan aktivitas kajian keislaman. Setiap hari sesudah salat subuh dan magrib terdapat kajian umum bagi para jamaah. Tak hanya itu, sesudah salat duhur terdapat lagi kajian umum yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Kamis.
Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (YPTDI) Jawa Timur tidak lepas dari sejarah berdirinya Masjid Al-Falah. Pembangunan Masjid Al-Falah ini berawal dari keinginan tokoh-tokoh islam (Ulama Masjid Mujahidin) untuk mendirikan masjid di tengah Kota Surabaya.
Mereka menginginkan lokasinya di tanah kosong di depan Kota Madya Surabaya. Kini di tempat itu berdiri Gereja Maranata.
Keinginan untuk membangun masjid ini beberapa lamai kemudian timbul kembali. Pengawas (Pengajian Wanita Surabaya) yang mempeloporinya.
Suasana di dalam Masjid Al-Falah Surabaya. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Namun pembangunan masjid tak kunjung terealisasi karena adanya pemberontakan G30S/PKI, Akhirnya pada ada pejabat muslim yakni Moh. Anwar dan Moh. Soewasono yang berpartisipasi untuk merealisasi pembangunan masjid tersebut.
Mengenai lokasi pemnangunan masjid oleh pengurus PTDI dimusyawarahkan di rumah H. Abdul Djalil Hadjoe oleh pengurus PTDI.
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Soedirman. Hasilnya, disepakati lokasi pembangunan masjid di Taman Bungkul dekat Makam Mbah Bungkul di Jl Raya Darmo.
Pada 9 Mei 1969 surat penggunaan tanah yang diajukan oleh H. Abdul.Karim, pengurus PTDI kepada Wali Kota Soekotjo telah dikabulkan.
Setelah surat pertujuan keluar, ternyata lokai pembangunan masjid bukan di Taman Bungkul melainkan di selatan taman tersebut.Lokasinya di Taman Mayangkara di Jalan Raya Darmo 137 A Surabaya
Pengurus PTDI diberikan sebuah syarat dari Wali Kota Soekojo. Intinya dalam membangun masjid agar tidak terlalu memamakan waktu yang lama.
Wali kota pun berjanji akan membersihkan sisa-sisa pipa bekas di Mayangkara. Kemudian pada 14 Desember 1967 Yayasan Chairat dibentuk dengan akta notaris Anwar Mahayuddin nomor 63. Keberadaan yayasan ini untuk menggali dana untuk pembangunan masjid.
Akhirnya pembangunan Masjid Al-Falah terselesaikan dengan biaya Rp 8 juta pada April 1975. Masjid yang memiliki menara 27 59
Yayasan Al-Falah dari peralihan YPTDI yang mengelola masjid dengan menara setinggi 27,59 meter itu. Pembangunan masjid Al-Fallah ini menggunakan konstruksi permanen besi dari bahan alumunium.
Selain mengadakan berbagai macam kajian, di masjid ini juga rutin mengadakan kegiatan buka bersama. Setiap hari Senin dan Kamis, masjid ini tak pernah absen memberikan takjil gratis bagi para jamaahnya.
Takjil tersebut didapatkan dari para donatur atau kas masjid. Dana donatur yang masuk ke masjid ini sangatlah fantastis. Minimal masjid ini setiap minggunya mendapat pemasukan Rp 10 juta dari para donatur.
Sehingga tak aneh bila makanan dan minuman yang disajikannya pun cukup beragam. Karena itulah, bukber di sini selalu dipenuhi oleh para jamaah.
Di sisi Masjid Al-Falah sekarang dilakukan perombakan. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Fasilitas yang ada di Masjid Al-Falah Surabaya
1. Kantor sekretariat
2. Perpustakaan
3. Koperasi
4. Poliklinik
5. Aula serba guna
6. Toko
7. Internet akses
8. Taman
9. Ruang belajar TPA. (*)