KETIK, SIDOARJO – Dewan Kerja Daerah (DKD) Pramuka Jawa Timur menyelenggarakan Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) di Pusat Pendidikan dan Kepramukaan Daerah (Pusdiklatda) Jawa Timur Argasonya.
Event ini digelar sejak Jumat (23/6/2023) dan akan berakhir pada Minggu (25/6/2023). Diikuti oleh sekitar 75 peserta yang merupakan perwakilan dari Dewan Kerja Cabang dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur.
Ketua DKD Jawa Timur, Al Khas mengatakan jika penyelenggaraan LPK ini merupakan kegiatan rutin setiap 2 tahun sekali yang diikuti oleh anggota Pramuka Penegak Pandega. Fokus pada pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kepemimpinan tiap anggota.
"Jadi kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih skill kepemimpinan tiap anggota," kata Al Khas kepada Ketik.co.id.
Al Khas menambahkan, kegiatan LPK ini juga merupakan bukti jika keberadaan Pramuka Penegak Pandega di Jawa Timur masih eksis. Melalui kegiatan ini diharapkan para anggota dapat menyebarkan ilmunya kepada anggota lain di daerahnya.
"Jadi selain latihan kepemimpinan, kami ingin menekankan jika Pramuka Penegak Pendega di Jawa Timur masih ada. Dan kami ingin menunjukkan eksistensi Pramuka dengan berkontribusi di masyarakat," tambah Al Khas.
Dalam acara ini hadir sebagai pemateri Chief Executive Officer (CEO) Ketik Media Siber, Kiagus Firdaus yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris 1 Kwarda Pramuka Jatim. Kiagus memberikan materi mengenai komunikasi dan networking kepada para peserta.
Kiagus menjelaskan jika dalam melakukan komunikasi seseorang harus memiliki wawasan yang luas. Dengan wawasan yang luas, seseorang dapat menjalankan komunikasi dengan mudah.
Kiagus Firdaus saat menjawab pertanyaan dari peserta pelatihan LPK, Sabtu (24/6/2023). (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Selain itu dalam berkomunikasi percaya diri menjadi hal penting, karena dengan percaya diri seseorang bisa mempengaruhi audiens untuk percaya dengan apa yang kita sampaikan.
"Kalau kalian ingin mempunyai komunikasi yang hebat komunikasin yang luar biasa, harus memiliki wawasan yang luas. Yakni dengan membaca buku, berita, dan informasi dari berbagai sumber," jelas Kiagus.
Terkait networking, Kiagus menuturkan jika penting untuk menyimpan kontak orang-orang yang pernah ditemui. Ia langsung menguji peserta yang memiliki kontak HP paling banyak. Peserta yang sudah saling menyimpan nomor sesama peserta mendapat apresiasi.
"Kenapa saya tanya ini? Karena rata-rata anak millenial itu paling malas mencatat nomor hape. Kalau saya pasti sudah kenal semua, karena saya pengen jadi pusat perhatian saya ingin kenal semuanya," tutur Kiagus.
Menurutnya, menyimpan kontak orang-orang cukup penting, mengingat dalam menjalin networking tidak bisa berlangsung begitu saja melainkan butuh proses.
Melalui-melalui kontak tersebut, jalinan komunikasi bisa terus berjalan sehingga dengan sendirinya networking pun dapat terbentuk.
"Karena jaringan dan komunikasi, saya bisa keliling Indonesia. Saya punya komunikasi baik dan bertemu 34 gubernur seluruh Indonesia. Kalau kalian sudah punya komunikasi dan networking maka kalian tidak merasa cangggung dan gugup," pungkasnya. (*)