KETIK, MALANG – Persoalan banjir masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemkot Malang. Masterplan drainase pun telah dirancang dan digadang mampu menuntaskan masalah banjir Kota Malang di tahun 2028 nanti.
Namun, untuk mewujudkan masterplan tersebut Pemkot Malang memerlukan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat. Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
"Sudah ada masterplannya tapi ada tahapan yang harus kita realisasikan sesuai dengan APBD kita. Kita juga akan meminta bantuan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk mewujudkan masterplan drainase kita," ujar Wahyu Hidayat, Senin (27/11/2023).
Dalam antisipasi dan persiapan menghadapi potensi cuaca ekstrim, Pemkot Malang telah melakukan beberapa persiapan meliputi relawan, apel simulasi kebencanaan, hingga koordinasi dengan perangkat daerah terkait.
"Drainase juga sudah selesai tahap pertama, seperti di Sawojajar itu. Rata-rata kemarin dengan intensitas hujan seperti itu, Sawojajar saya rasa kemarin beberapa titik sudah tidak banjir," tuturnya.
Memasuki cuaca ekstrim, Kota Malang beberapa kali dilanda hujan deras disertai banjir, salah satunya pada Sabtu (25/11/2023) lalu. Akhirnya pada Minggu (26/11/2023) Pj Wali Kota Malang meninjau lokasi yang terdampak banjir, termasuk tanggul jebol di Perumahan Sigura-gura.
“Di perumahan di Jalan Sigura-gura terpicu oleh tidak berfungsinya saluran drainase serta pembatas perumahan yang secara konstruksi tidak ideal pula. Sementara itu beberapa titik genangan lainnya adalah titik lama yang saat ini sedang berproses langkah solusinya secara teknis,“ katanya.
Saat tinjauan tersebut ditemukan kasus penyempitan daerah aliran sungai di Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Sukun. Di sana sungai yang semula memiliki lebar 2 meter, menyempit hingga 70 cm.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) sendiri memiliki empat sasaran prioritas yang ditangani yakni kawasan Soekarno Hatta, Galunggung, Sulfat-Sawojajar dan Veteran.
"Selain faktor alam dan sarana prasarana seperti drainase yang tidak berfungsi, penyebab lain pemicu kejadian banjir adalah perilaku. Kami mengalami dan mengetahui secara langsung. Tidak saja cerita tentang kasur tapi ada lemari yang masuk saluran air," tambahnya.
Selain itu sempat terjadi tanah longsor di Jalan Saxophone RT.01 RW.11, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru. Juga terjadi tembok dan atap ambrol Jalan Jaksa Agung Suprapto Dalam RT. 06 RW. 06, Kelurahan Klojen, serta pohon tumbang Jalan Ki Ageng Gribig Gang 18/1 RT/RW 04/04 Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang. (*)