KETIK, LUMAJANG – Arah pembangunan bidang pertanian di Kabupaten Lumajang bisa difokuskan pada produksi gabah dari petani, baik peningkatan jumlah maupun kualitasnya. Ini sebagai bentuk kesungguhan pemerintah dalam membangun kesejahteraan masyarakat Lumajang, yang sebagian besar hidup dari pertanian.
Di Jawa Timur misalnya, bidang pertanian memberikan share cukup tinggi kepada PDRB Jawa Timur, yakni hampir 12 persen. Dari prosentase share kepada PDRB tersebut, hampir 27 persen berasal dari tanaman pangan. Hal ini disampaikan Ketua Kadin Lumajang, Agus Setiawan, kepada Ketik.co.id, hari ini, Selasa (19/12) di kediamannya.
“Sektor pertanian lainnya memang perlu perhatian. Karena di Lumajang luasan tanaman non pangan seperti sengon juga tinggi, perikanan juga berkembang. Tetapi jika ukurannya kesejahteraan petani, sektor tanaman pangan jauh lebih penting untuk dikembangkan,” kata Ketua Kadin Lumajang, Agus Setiawan.
Agus Setiawan kemudian membeberkan data lainnya pada tahun 2021, di antaranya soal pola konsumsi masyarakat Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Lumajang. Angkanya, pengeluaran masyarakat untuk keperluan konsumsi, khususnya beras, angkanya masih cukup tinggi, yakni hampir 11 persen.
“Ini artinya, masalah pangan jika dikaitkan dengan produksi gabah petani, kebutuhannya masih sangat tinggi. Komuditas gabah begitu penting bagi masyarakat, maka sektor produksinya juga harus tinggi. Ini yang saya sebut sebagai fokus kepada komuditas yang dibutuhkan dalam jumlah besar,” ujarnya kemudian.
Kata Agus Setiawan, fokus atau match dengan kebutuhan harus menjadi landasan utamanya. Soal langkahnya, bisa dimulai dari penyediaan pupuk, pengembangan pupuk organik, modernisasi pengolahan lahannya, sampai kepada pasca panen.
“Dari hulu sampai kehilir, harus diback-up dengan kebijakan yang mendukung. Jika tidak, maka produk gabah dari Lumajang akan menjadi fluktuatif. Terlebih sebagian kawasan pertanian di Lumajang berada di kawasan sering banjir, seperti di Rowokangkung dan Yosowilangun selatan. Ini mesti diperediksi dan direncanakan dari awal, agar jumlah gabah petani dari Lumajang tetap tinggi,” urainya kemudian.
Agus Setiawan juga mengatakan, angka-angka ini harus disampaikan kepada publik, agar masyarakat tahu, sebesar apa prosentase luasan tanaman pangan kepada produksi gabah. Sementara ini di Jatim, masih didominasi oleh Kabupaten Ngawi dengan angka 450 ribu ton, pada tahun 2022. Sementara Kabupaten Lumajang pada kisaran 175 ribu ton.
"Kalau fokus dan terencana dengan baik, serta didukung oleh kebijakan yang memadai jumlah produksi gabah dari petani Lumajang masih bisa ditingkatkan," pungkas Agus Setiawan.(*)